Minyak mentah Brent menguat pada perdagangan, Kamis (5/7/2018) pagi WIB, didorong lebih tinggi oleh ancaman dari seorang komandan Iran dan penurunan persediaan minyak mentah AS untuk minggu kedua berturut-turut.
Harga Brent naik di atas 78 dolar AS per barel setelah komandan Pengawal Revolusi Iran mengatakan dia siap untuk mencegah ekspor minyak mentah regional jika penjualan minyak Iran dilarang oleh Amerika Serikat.
Kontrak berjangka Brent yang paling aktif untuk pengiriman September, ditutup naik 48 sen AS menjadi 78,24 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) naik 19 sen AS menjadi 74,33 dolar AS per barel, mendekati posisi tertinggi tiga setengan tahun pada Selasa (3/7) di atas 75 dolar AS per barel.
Pasar AS tidak akan memiliki harga penyelesaian karena liburan Hari Kemerdekaan A.S.
Presiden Iran Hassan Rouhani pada Selasa (3/7) mengancam untuk mengganggu pengiriman minyak dari negara-negara tetangga jika Washington terus menekan semua negara untuk berhenti membeli minyak Iran.
Semakin dekatnya sanksi AS terhadap ekspor minyak mentah Iran, force majeure di Libya dan penutupan pipa yang tidak direncanakan di Nigeria telah mempersuram prospek pasokan, meskipun produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) meningkat.
"Di dunia yang ideal, peningkatan produksi minyak global atau regional akan memiliki tekanan turun pada harga. Namun, ini tidak ada waktu normal karena penghentian pasokan hampir terjadi setiap minggu," kata ahli strategi PVM Oil Associates, Tamas Varga.
"Dalam situasi seperti ini, dibenarkan untuk memperdebatkan harga yang lebih tinggi ketika kenaikan produksi diumumkan," katanya.
Persediaan minyak mentah AS turun 4,5 juta barel dalam seminggu hingga 29 Juni menjadi 416,9 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk penurunan 3,5 juta barel.
Stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma, turun 2,6 juta barel, kata API. Stok minyak mentah di fasilitas penyimpanan minyak di Cushing telah jatuh setelah terjadi penutupan di fasilitas ladang minyak Syncrude Kanada di dekat Fort McMurray, Alberta, sebanyak 360.000 barel per hari.
Perdagangan diperkirakan akan menjadi terbatas pada Rabu (4/7) waktu setempat karena hari libur nasional AS, meskipun pasar telah lebih stabil.
"Implied options volatility", sebuah cara mengukur ketidakpastian di kalangan pedagang dan investor minyak mentah, berada pada titik tertinggi sejak pertemuan OPEC bulan lalu, di mana kesepakatan dicapai untuk mengurangi pembatasan produksi di tempat sejak Januari 2017.
Dengan prospek yang tidak jelas, para investor beralih ke opsi untuk melindungi diri mereka sendiri dari pergerakan tak terduga, kata Harry Tchilinguirian, kepala strategi komoditas di BNP Paribas.
"Ketika ada konsolidasi di pasar, ada juga ekspektasi tentang pelarian harga akhirnya di kedua arah. Jadi di pasar opsi, volatilitas mendapat penawaran," katanya kepada Reuters Global Oil Forum.
Investor dapat bertaruh pada berbagai aspek opsi, dari premi hingga harga hingga berapa banyak opsi itu mungkin bergerak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: