Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KPPU Cari Penyebab Harga Daging Ayam Naik

KPPU Cari Penyebab Harga Daging Ayam Naik Pedagang daging ayam potong menjajakan daganganya di Pasar Kranggan, DI Yogyakarta, Rabu (13/6). Sejumlah pedagang setempat mengaku, menjelang Idulfitri harga daging ayam potong mengalami kenaikan sekitar 12,5 persen dibanding hari biasa, dari Rp35.000 per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram. | Kredit Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warta Ekonomi, Surabaya -

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KKPU) Kantor Perwakilan Daerah Surabaya masih mencari penyebab tingginya harga daging ayam yang ada di sejumlah pasar Surabaya, sebab harganya lebih tinggi dibanding Permendag No 58/2018.

"Hasil pantauan kami rata-rata harga daging ayam di sejumlah pasar di Surabaya berada di kisaran Rp38-40 per kg, atau lebih tinggi dibanding acuan Permendag No 58/2018 yang berada di kisaran Rp32 ribu per kg," kata Kepala KKPU Surabaya, Dendy Rakhmad Sutrisno usai memantau harga di Pasar Wonokromo, Kamis (26/7/2018).

Dendy tidak mau menyalahkan pedagang atau pelaku usaha tradisional, setelah melihat kenyataan kenaikan harga daging ayam dan telur di Surabaya, sebab kenaikan tersebut juga diiringi di tingkat peternak.

Secara umum, kata dia, rata-rata kenaikan adalah hasil dinamisasi pasar yang masih fluktuatif, dan terpantau di beberapa pasar Jawa Timur harga daging ayam berada di kisaran Rp38-40 ribu per kg.

Harga itu, bahkan bisa turun sangat rendah dibawah acuan Permendag No 58/2018 apabila daging ayam tidak laku dalam beberapa hari, yang membuat pedagang terpaksa melempar harga yang sangat rendah.

"Kami telah melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Wonokromo, dan hasilnya harganya cukup fluktuatif. Namun yang jelas potensi dan ketersediaan daging ayam sangat cukup," katanya.

Oleh karena itu, ia meminta agar pelaku usaha di Surabaya jangan menaikkkan harga seenaknya setelah melihat isu yang tidak jelas, dan supaya membuat manajemen penjualan seperti yang ada pada pelaku usaha di tingkat retail modern.

"Jatim sebagai lubung pangan harus mampu membuat perencanaan manajemen pangan khususnya di tingkat retail tradisional. Dan kami menunggu manajemen itu baik dari Pemkot Surabaya atau Pemprov Jatim," katanya.

Ia mengatakan, keberadaan pasar tradisional tetap harus dipertahankan, namun manajemen pasokan dan permintaan harus bisa mengacu pada retail modern, untuk menghindari ketergantungan dari segelintir pelaku usaha.

Sebab dengan adanya manajemen yang bagus membuat harga akan stabil, seperti pantauan di beberapa retail modern atau swalayan yang harga daging ayamnya masih stabil di kisaran Rp25.700 hingga 27 per kg," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: