Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Enam Bulan, NTB Diguncang Gempa Sebanyak 459 Kali

Enam Bulan, NTB Diguncang Gempa Sebanyak 459 Kali Petugas menunjukkan rekaman aktivitas Gunung Merapi di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), DI Yogyakarta, Selasa (6/6). Pascagempa bumi tektonik 2,5 SR yang terpusat di 18 kilometer Barat Daya Boyolali, Jawa Tengah status Gunung Merapi dipastikan masih aktif normal. | Kredit Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warta Ekonomi, Lombok -

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Geofisika Mataram mencatat jumlah gempa bumi yang mengguncang Nusa Tenggara Barat periode Januari-Juni 2018 sebanyak 459 kejadian.

"Jumlah gempa bumi tersebut belum termasuk yang terjadi hari ini dengan jumlah gempa susulan sebanyak 203 kejadian hingga pukul 22.20 WITA," kata Kepala Stasiun Geofisika Mataram Agus Riyanto, ketika mengikuti telekonferensi di Mataram, Minggu malam (29/7).

Telekonferensi dengan media lokal di NTB, dan media di Jakarta tersebut juga menghadirkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Menurut Agus, ada tren peningkatan jumlah kejadian gempa bumi di NTB. Pada 2016 lebih dari 800 kejadian, kemudian pada 2017 meningkat menjadi 1018 kejadian gempa. Gempa bumi yang terjadi di NTB sepanjang semester I/2018 berkekuatan 3-5 pada Skala Richter (SR). Gempa bumi tersebut ada yang terjadi di darat dan di laut.

Aktivitas pemantauan gempa, kata dia, setiap saat dilakukan. Pasalnya, kejadian gempa tidak bisa diprediksi dan bisa terjadi kapan saja tanpa mengenal waktu.

"Hingga saat ini gempa bumi belum dapat diprediksi oleh siapa pun. Jika ada info yang mengatakan akan ada gempa pada waktu mendatang bisa kami pastikan itu berita bohong (hoax)," ujarnya.

Dwikorita menjelaskan NTB termasuk daerah rawan gempa bumi karena dengan kekuatan cukup besar karena terdapat dua sumber utama pembangkit gempa bumi, yaitu di sebelah selatan terdapat zona subduksi (zona penunjaman), yaitu penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

Selain itu, di sebelah utara terdapat zona sesar naik busur belakang Flores (Flores back arc trust).

Ia menambahkan gempa bumi yang sering terjadi di NTB juga disebabkan adanya patahan aktif.

"Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR yang terjadi di Lombok hari ini, juga akibat patahan aktif Sesar Naik Flores," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: