Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

6 Kalimat yang Seharusnya Tidak Terlontarkan dari Mulut Seorang Pemimpin

6 Kalimat yang Seharusnya Tidak Terlontarkan dari Mulut Seorang Pemimpin Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat ini banyak yang dipromosikan untuk naik jabatan berdasarkan kinerja dalam pekerjaannya, bukan karena kemampuannya untuk memimpin, melayani, dan melibatkan orang lain untuk ikut melakukan yang terbaik.

Dengan kenyataan tersebut, banyak pemimpin yang tidak memiliki jiwa pemimpin yang seharusnya. Mereka tidak dapat memotivasi karyawan mereka sendiri. Oleh sebab itu, tidak jarang pula keluar kalimat-kalimat “pedas” yang keluar dari mulut mereka, dan kerap menyakiti karyawannya.

Berikut 6 kalimat yang seharusnya tidak terlontar dari mulut seorang pemimpin besar:

1. “Saya tidak membutuhkan pendapat siapapun. Ini memang jalan yang terbaik.”

Anda tidak akan pernah mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut pemimpin yang baik. Pemimpin yang mengutamakan timnya dan mementingkan pendapat bersama. Mereka selalu melibatkan orang di perusahaannya untuk berpikir bersama, sampai menemukan keputusan yang sebaik-baiknya.

2. “Itu bukan tanggung jawab saya”

Pemimpin yang baik tidak akan pernah menyalahkan orang lain. Mereka akan menyadari bahwa mereka melakukan kesalahan. Mereka tidak akan pernah membelokkan tanggung jawab, dan mengakui atas kesalahannya tersebut. Dengan memiliki pemimpin seperti itu, karyawannya tentu akan lebih berani untuk mengakui kesalahan, dan tidak segan untuk berkata, “Pak/Bu, maaf saya telah membuat ini menjadi kacau.”

3. “Tidak usah mengajarkan saya, saya tahu semuanya”

Pemimpin yang baik mau belajar dan dengan senang hati menerima peran orang lain atau bahkan bawahannya yang terus belajar. Pemimpin tahu bahwa mereka memiliki banyak hal untuk dipelajari dan bahwa setiap orang memiliki sesuatu yang penting untuk diajarkan kepada mereka. Kebenarannya adalah para pemimpin tidak selalu tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang harus dilakukan. Mereka bersedia mendengarkan sebelum membuat saran. Mereka mengajukan pertanyaan, dan dengan tulus tertarik pada jawaban.

4. “Itulah alasannya saya mempekerjakan Anda. Cari tahu sendiri”

Ya, tentu tujuan mempekerjakan orang-orang yang cerdas dan kreatif untuk melakukan hal-hal yang rumit dan cerdik. Tetapi ketika seorang karyawan datang kepada Anda untuk meminta bimbingan dan arahan, para pemimpin besar memanfaatkan kesempatan untuk membimbing mereka menuju sukses. Menurut sebuah penelitian, kurang dari separuh organisasi yang disurvei telah menerapkan pelatihan sebagai bagian dari proses manajemen kinerja mereka.

5. “Memang seperti itu”

Kalimat kosong di atas akan dilontarkan apabila seorang pemimpin malas untuk melibatkan orang lain dalam percakapannya yang lebih dalam. Pemimpin yang baik seharusnya mau mengajak diskusi untuk mendapatkan solusi yang baik, ide cemerlang, atau memecahkan suatu masalah bersama.

6. “Aku tidak bisa melakukan ini untukmu”

Sebagai seorang pemimpin, menggunakan saya tidak dapat melakukan ini untuk Anda menyatakan bahwa Anda tidak menarik berat badan Anda sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan demi keuntungan semua orang. Ini berbicara kepada keengganan Anda untuk melakukan apa yang diperlukan untuk memberdayakan tim dan membuat mereka lebih baik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: