Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menaker: Pelemahan Rupiah Belum Berefek ke Sektor Ketenagakerjaan

Menaker: Pelemahan Rupiah Belum Berefek ke Sektor Ketenagakerjaan Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, memastikan situasi melemahnya rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) belum berdampak kepada sektor ketenagakerjaan. Politisi  Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu  mengatakan berdasarkan data yang dimiliki, kondisi industri  masih cukup aman. Penurunan nilai tukar rupiah yang dialami negara Indonesia tidak setinggi yang terjadi negara-negara lain.

"Kondisi kita tak seperti saat mengalami krisis 1997-1998. Jadi secara ekonomi, data dan fakta kita masih aman, sehingga industri masih terus kita genjot terutama yang berorietasi ekspor," kata Hanif dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/09/2018).

Ditegaskan dia, investasi bisa juga terus digenjot karena Indonesia sekarang masuk negara yang layak dan menjanjikan untuk investasi. Saat investasi masuk berarti tercipta lapangan kerja baru.

"PR kita bagaimana membuat iklim ketenagakerjaan menjadi lebih baik sehingga bisa membuat para pekerja dan pengusaha nyaman, " katanya.

Tak kalah penting lanjutnya, perlu juga menciptakan lebih banyak tenaga kerja skill untuk mengisi kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang. Selama ini, banyak lowongan kerja di Indonesia, yang tidak terisi tenaga kerja karena adanya gap skill itu.

"Skill yang tak nyambung di luar pasar kerja. Karena itu penciptaan tenaga kerja skill dan link-match antara pendidikan dengan kebutuhan di pasar kerja harus terus digenjot, " ucapnya.

Sebelumnya Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menilai  pemerintah harus memiliki solusi jangka pendek dan panjang untuk menyikapi pelemahan rupiah. Dengan demikian  daya tahan perekonomian nasional terus terjaga.

Ketua KEIN, Soetrisno Bachir, menegaskan bahwa  pemerintah harus memiliki solusi yang komprehensif. Solusi  jangka pendek tidak bisa diandalkan untuk jangka menengah dan panjang mengingat dinamika perekonomian yang terus berubah, terutama tekanan dari eksternal. Pemerintah pun juga tidak bisa hanya bergantung pada solusi jangka panjang karena dampaknya dalam waktu yang singkat tidak terasa.

Ia mengatakan  solusi jangka pendek yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menahan dana investor dan dunia usaha agar mengendap di tanah air.

“Kebijakan ini bisa dilakukan oleh Bank Indonesia dengan berbagai cara, salah satunya dengan menaikkan suku bunga sehingga investor mau menaruh dananya di Indonesia,” kata Soetrisno.

Adapun untuk solusi jangka panjang, ia memandang perlu dilakukan pengembangan foreign direct investment (FDI) yang berorientasi ekspor. Hal ini bertujuan untuk dapat merangsang pengembangan sektor tersebut, tentunya harus didukung dengan insentif, sehingga para investor semakin berminat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: