Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia-Suriname Utamakan Revitalisasi Bilateral Bidang Ekonomi

Indonesia-Suriname Utamakan Revitalisasi Bilateral Bidang Ekonomi A view is seen of the processing plant at the Merian gold mine, owned and operated by the Newmont Suriname mining company, in Sipaliwini district, Suriname, October 7, 2016. | Kredit Foto: Reuters/Ranu Abhelakh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia dan Suriname merevitalisasi kerja sama kedua negara melalui Sidang Komisi Bersama ke-5 Indonesia-Suriname, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-5 antara Republik Indonesia dengan Republik Suriname diselenggarakan di Paramaribo pada 17-18 September 2018.

Pertemuan SKB ke-5 tersebut berhasil merevitalisasi tidak hanya keterikatan sejarah dan budaya antara Indonesia dan Suriname, namun juga komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama dan mendorong hasil konkret, terutama dalam bidang kerja ekonomi dan kerja sama teknis.

Pemerintah kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi, salah satunya melalui pembukaan akses pasar lebih luas bagi produk kedua negara.

Selain itu, pemerintah kedua negara menjajaki pembentukan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Komunitas Negara-negara Karibia (CARICOM) dengan memanfaatkan Suriname sebagai pusat kegiatan di kawasan negara-negara CARICOM, serta mengintensifkan kegiatan saling tukar informasi dalam bidang infrastuktur dan investasi.

Sementara itu, dalam rangka revitalisasi keterikatan sejarah dan budaya antara Indonesia dengan Suriname, kedua pihak menegaskan perlunya tindak lanjut pembentukan Diaspora Institute yang diinisiasi oleh Suriname mengingat peran penting masyarakat keturunan Jawa di Suriname.

Kedua negara pun akan menggiatkan kembali kemitraan kota kembar (sister-city partnership) yang telah ada antara Kabupaten Bantul dengan Distrik Paramaribo dan antara Kota Yogyakarta dengan Distrik Commewijne serta penjajakan potensi kemitraan kota lainnya di kedua negara.

Sebagai catatan, dalam rangka mempererat keterikatan sejarah dan budaya tersebut, tahun ini Pemerintah RI telah mendatangkan dua seniman dari Indonesia untuk memberikan pelatihan ukir kayu dan anyam kepada warga Suriname, terutama warga keturunan Jawa.

Pelatihan itu diberikan untuk menjaga dan mengembangkan tradisi budaya Jawa secara turun-temurun di Suriname dan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi dengan cara memperdagangkan hasil karya warga.

Berdasarkan respon positif dari masyarakat Suriname, pertemuan SKB ke-5 itu juga menyepakati penyelenggaraan pelatihan di bidang seni dan budaya serupa di tahun mendatang.

SKB ke-5 Indonesia-Suriname itu dibuka secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Suriname Yldiz Pollack Beighle dengan menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan SKB yang telah lama tertunda sejak SKB terakhir kedua negara di Solo, Indonesia pada 2009.

Delegasi RI pada pertemuan itu dipimpin oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri Muhammad Anshor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: