PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) menyatakan jika pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bakal membuat perseroan mengalami penurunan kinerja keuangan utamanya di pos pendapatan. Setidaknya, pendapatan perseroan sepanjang tahun ini bakal terkoreksi sebesar 5 persen hingga 10 persen.
Direktur JECC, Cahayadi Santoso, menjelaskan, penurunan pendapatan tersebut disebabkan kontrak penjualan kabel dengan PT PLN dan swasta pada awal tahun 2018 berpatokan dengan nilai tujar Rp13.000 per dollar Amerika Serikat. Tapi saat ini nilai tukar berada pada Rp14.000 per dolar Amerika Serikat.
“Padahal bahan baku tembaga naik 13 persen, dan almunium 19,9 persen, kenaikan karena dolar,” kata Cahaya, di Jakarta, Selasa (09/10/2018).
Meski begitu, ia menyebutkan jika kontrak pada PLN mencapai 30 persen dari total penjualan dan 16,15 persen dipegang swasta lainnya.
“PLN dan swasta tidak mau merubah nilai kontrak sehingga biaya produksi kami masih menggunakan patokan Rp13.000 an per dolar,” kata dia.
Seperti diketahui, JECC pada akhir tahun 2017 mencatatkan pendapatan Rp2,184 triliun dan laba bersih Rp83,355 miliar.
“Jadi tahun ini, pendapatan JECC akan turun 5-10 persen,”kata dia.
Perseroan pun tengah berencana melakukan pemecahan nilai saham atau stock split pada tahun depan jika target kinerja keuangan. Hal itu dipercaya dapat meningkatkan likuiditas saham.
“Salah satu opsi agar saham perseroan likuid dengan melakukan stock split,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: