Kredit Foto: Sekretariat Presiden
Oknum guru SMAN 87 Jakarta yang dituduh mendoktrin para siswa di sekolah itu agar anti-Jokowi telah diperiksa pihak sekolah. Bahkan guru berinisial N itu, juga telah meminta maaf.
Kepala SMAN 87 Jakarta, Patra Patriah, mengatakan pihaknya telah melakukan pembinaan dan oknum guru tersebut sudah berjanji tidak akan mengulang perbuatan itu lagi.
"Kalau pembinaan, saya sudah (lakukan). Dia berjanji tidak akan mengulang lagi dan telah meminta maaf," katanya di Jakarta, Rabu (10/10/2018).
Ia menjelaskan, awal mula mendapatkan pengaduan mengenai guru N tersebut melalui SMS, kemudian menindaklanjutinya dengan membentuk tim. Setelah itu, pihaknya lalu memanggil N dan meminta maaf.
"Hari Kamis saya mendapatkan SMS. Saya pelajari, kemudian membentuk tim. Saya bilang baca aturan PP 53 tentang sikap pegawai sipil. Sanksinya juga jelas," tegasnya.
Menurut Patra, setelah hari Senin baru kemudian viral informasi mengenai guru N yang disebut memberi doktrin anti-Jokowi itu. Dalam informasi yang viral itu, Patra disebut tak responsif. Akan hal itu, ia membantah jika tak responsif.
"Habis itu viral bla-bla-bla, kepala sekolah nyuekin masalah ini. Langkah saya sudah benar, tapi kan sanksi bukan saya yang memberikan sanksi. Nomor saya juga di-share di situ," jelasnya.
Diketahui, dalam aduan yang viral tersebut, si pengadu yang mengaku orang tua murid menyebut anaknya dan siswa SMAN 87 lainnya dikumpulkan guru N di suatu tempat dan kepada mereka ditunjukkan video gempa di Palu, Sulawesi Tengah.
Masih dalam aduan itu, si pengadu menjelaskan guru N menyebut banyaknya korban bergelimpangan akibat gempa merupakan salah Jokowi. Pengadu berkeberatan terhadap tindakan N, yang dianggap telah melakukan doktrin anti-Jokowi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: