Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Chairman Nokia Bahas Luka Lama dalam Buku 'Transformasi Nokia'

Chairman Nokia Bahas Luka Lama dalam Buku 'Transformasi Nokia' Kredit Foto: Reuters/Mikko Stig
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nokia adalah salah satu pembuat handset seluler terbesar di dunia pada masanya, hingga menyumbang sekitar 4 persen terhadap output ekonomi Finlandia. Bahkan, perusahaan tersebut pernah menjadi kebanggaan nasional di Finlandia. Namun, ketika Apple meluncurkan iPhone pada 2007, Nokia gagal menghadapi ancaman dan akhirnya harus menjual bisnis handset-nya kepada Microsoft pada 2014.

Chairman Nokia Risto Siilasma, kegagalan yang dialami Nokia disebabkan oleh kurangnya penguasaan kepemimpinan dan kewirausahaan. Tidak hanya itu, kemampuan perusahaan untuk menghadapi tantangan di masa itu juga mengalami kegagalan.

“Saya mengusulkan Nokia untuk memilih platform Google Android untuk smartphone Nokia melalui sistem Symbian milik perusahaan pada 2009, tetapi memo yang saya kirim ke Ollila tidak pernah dibahas dalam rapat,” tulis Siilasma dalam bukunya yang berjudul Transformasi Nokia: Kekuatan Optimisme Paranoid untuk Memimpin Melalui Perubahan Kolosal, dikutip dari Reuters.

Dalam buku tersebut, Siilasma membahas mengenai kegagalan Nokia dalam mempertahankan eksistensinya dalam membuat produk handset seluler. Buku tersebut telah menjadi berita utama di luar dunia bisnis karena serangannya terhadap mantan CEO dan Chairman Nokia, Jorma Ollila.

Menurut Siilasma, Ollila cepat marah dan menyebarkan ketakutan dalam organisasi sehingga menghambat diskusi terbuka di perusahaan. Ollila juga berteriak kepadanya melalui telepon ketika dia memberi tahu tentang rencananya menjual bisnis handset ke Microsoft pada 2013, ketika ia sudah menjabat sebagai Chairman Nokia.

“Percakapan kami mengikuti pola seperti biasa: saya mencoba bersikap sopan, dia meladak dan berteriak kalau saya telah menghancurkan warisannya,” tulis Siilasmaa dalam bukunya.

Sementara itu, Ollila dalam harian Helsingin Sanomat Finlandia mengatakan, Siilasma melebih-lebihkan tuduhannya dan kesulitan memahami, cara menjalankan perusahaan global yang besar berbeda dengan cara mengelola perusahaan kecil.

Di bawah pimpinan Siilasmaa, Nokia akhirnya menjual bisnis handset ke Microsoft pada 2014. Setelah itu, Nokia membeli kendali joint company dengan Siemens dari Jerman. Kemudian, Nokia menindaklanjuti langkah itu dengan mengakuisi Franco-American Alcatel-Lucent yang membuatnya menjadi salah satu pembuat jaringan seluler terbesar di dunia. Siilasmaa sendiri adalah pendiri perusahaan cyber security dan privasi Finlandia F-Secure.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: