Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Arab Saudi Cuci Tangan, Erdogan Tetap Tuntut Aktor Utama Pembunuhan Khashoggi

Arab Saudi Cuci Tangan, Erdogan Tetap Tuntut Aktor Utama Pembunuhan Khashoggi Kredit Foto: Antara/Osman Orsal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Turki Tayyip Erdogan menanggapi pernyataan pihak otoritas Arab Saudi yang menimpakan kematian jurnalis Jamal Khashoggi kepada intelijen. Erdogan mengatakan orang yang memerintahkan pembunuhan terhadap wartawan terkemuka Saudi itu juga harus "diadili".

Saat menyampaikan pidato di parlemen soal kasus yang telah memicu kemarahan di seluruh dunia tersebut, Erdogan tidak menyebut nama Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, yang dicurigai oleh beberapa anggota parlemen Amerika Serikat telah memerintahkan pembunuhan. Namun, Erdogan menyatakan Turki tidak akan menghentikan penyelidikan atas kematian Khashoggi sampai semua pertanyaan terjawab.

"Lembaga-lembaga intelijen dan keamanan telah memiliki bukti yang menunjukkan bahwa pembunuhan itu sudah direncanakan... Melemparkan kasus seperti itu ke beberapa anggota keamanan dan intelijen tak akan memuaskan kami ataupun masyarakat internasional. Dari sosok yang mengeluarkan perintah, ke orang yang melaksanakannya, mereka semua harus diadili."

Erdogan mengatakan keberadaan jasad Khashoggi masih belum diketahui dan ia menuntut Arab Saudi untuk mengungkapkan identitas seorang "pelaksana setempat", yang konon membawa jenazah tersebut. Khashoggi, yang merupakan penulis kolom surat kabar Washington Post dan kerap mengkritik tajam Putra Mahkota, yang secara 'de facto' merupakan pemimpin Krajaan Arab Saudi, hilang tiga minggu lalu setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul untuk mengambil dokumen-dokumen status perkawinannya.

Para pejabat Turki mencurigai bahwa Khashoggi dibunuh dan jasadnya dipotong-potong di dalam gedung Konsulat oleh para agen intelijen Saudi. Beberapa sumber Turki mengatakan pihak berwenang memiliki rekaman suara yang konon mendokumentasikan pembunuhan wartawan berusia 59 tahun itu.

Riyadh pada awalnya membantah mengetahui nasib Khashoggi, namun kemudian mengatakan bahwa Khashoggi tewas dalam perkelahian di Konsulat. Penjelasan itu ditanggapi tak simpatik oleh internasional

Erdogan mengatakan tiga agen intelijen tiba di Istanbul satu hari sebelum pembunuhan Khashoggi, yang tampaknya untuk menjalankan misi pengintaian. Keesokan harinya, 15 orang masuk ke Konsulat, termasuk petugas keamanan, intelijen serta pakar forensik, dan para personel Konsulat hari itu diliburkan.

"Kenapa kelima belas orang ini bertemu di Istanbul pada hari terjadinya pembunuhan? Kita ingin mendapat jawabannya. Dari siapa orang-orang ini mendapat perintah?" kata Erdogan.

Pada Sabtu, media negara Saudi mengatakan Raja Salman telah memecat lima pejabat atas pembunuhan yang dilakukan oleh tim beranggotakan 15 orang, termasuk Saud al-Qahtani, asistem utama yang menjalankan tugas terkait media sosial bagi Pangeran Mohammed. Riyadh juga sedang bekerja sama dengan Turki untuk melakukan penyelidikan bersama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: