PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), perusahaan yang berada di bawah Salim Group ini berhasil membukukan kenaikan penjualan sebesar 3,04% pada kuartal III 2018, menjadi Rp54,74 triliun dari Rp53,12 triliun.
Namun sayangnya, perusahaan harus menanggung sejumlah beban biaya yang membengkak. Pertama, beban pokok penjualan perusahaan naik dari Rp37,89 triliun menjadi Rp39,27 triliun. Lalu, beban penjualan dan distribusi perusahaan ikut naik dari Rp5,8 triliun menjadi Rp6,17 triliun. Begitu juga dengan beban umum dan administrasi yang naik dari Rp3 triliun menjadi Rp3,43 triliun. Selanjutnya, beban keuangan INDF naik cukup tinggi, yakni dari Rp1,09 triliun menjadi Rp1,83 triliun.
Sejumlah beban biaya di atas akhirnya berdampak pada penurunan marjin laba dari 12,4% ke 12,6%.
Alhasil, laba bruto perusahaan milik Salim ini hanya naik tipis dari Rp15,22 triliun menjadi Rp15,47 triliun. Sehingga, laba bersih perseroan hingga kuartal III-2018 tercatat turun 13,6% pada periode Januari hingga September 2018, menjadi sebesar Rp2,82 triliun jika dibandingkan dengan periode yang saham di 2017 sebesar Rp3,62 triliun.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood, Anthoni Salim menyatakan jika menurunnya laba bersih perseroan karena terbebani dari fluktuasi harga minyak kelapa mentah (Crude Palm Oil/CPO).
"Secara umum, harga CPO tetap menjadi tantangan bagi kinerja kami. Sebagai catatan yang positif, kami tetap dapat meraih pertumbuhan penjualan di periode sembilan bulan tahun ini dengan didukung oleh kinerja Grup CBP yang kuat," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: