Penguatan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) sedang menunggu lahirnya Keputusan Presiden (Kepres). Apalagi target adopsi ISPO, seluruh perkebunan sawit bisa tersertifikasi pada 2025. Itulah target jangka panjangnya.
"Sekarang dalam proses keputusan Kepres," kata Deputy Coordinating Minister Food and Agriculture Kementerian Perekonomian, Musdhalifah Machmud, di Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2018, Jumat (2/11/2018), Nusa Dua, Bali. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sudah mengajukan ke presiden agar Keppres segera dibentuk.
ISPO harus terus melakukan perbaikan seiring dengan perubahan yang terjadi di pasar global maupun domestik. Menurut Musdhalifah, Indonesia harus kredibel dengan standarisasi seperti yang dikeluarkan oleh PBB melalui SDGs. Perusahaan atau produsen sawit harus memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan pasar tanpa kompromi, baik untuk konsumen saat ini maupun generasi konsumen yang mendatang.
Penguatan ISPO juga merupakan bagian dari langkah untuk memperkuat daya saing kelapa sawit Indonesia. Selain itu, juga untuk memperkuat citra kelapa sawit yang masih mendapat banyak sentimen negatif dari beberapa negara tujuan ekspor.
Penguatan lain yang kongkrit dilakukan adalah penyesuaian dengan tujuan SDGs. Musdhalifah mengatakan, industri sawit Indonesia sudah memenuhi 14 dari 17 tujuan yang dicanangkan dalam SDGs.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Arif Hatta
Editor: Rosmayanti