Industri pembiayaan diperkirakan akan tertekan kondisi makro ekonomi ketika nilai obligasi jatuh tempo tahun 2019 yang mencapai Rp110 triliun.
Oleh karena itu, pemegang obligasi dianggap perlu lebih mencermati laporan keuangan perusahaan pembiayaan dan prospek industrinya.
“Kemungkinan besar yang gagal bayar itu dari industri-industri yang terdampak makro ekonomi seperti perusahaan pembiayaan,” kata Analis Pendapatan Tetap Pefindo, Ahmad Nasrudin, di Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Lebih jelasnya, dia menghimbau pemegang obligasi harus mencermati peringkat efek dari dari emiten-emiten pembiayaan sejak tahun 2017.
“Terutama yang mengalami penurunan peringkat efek-nya,” kata dia.
Ia menjelaskan, industri pembiayaan pada tahun depan masih akan mengalami tantangan dari kenaikan suku bunga perbankan.
“Apalagi biaya penerbitan obligasi naik,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: