Sejalan dengan Indonesia, PM Malaysia Kecam Upaya Relokasi Kedutaan Australia ke Yerusalem
Mahathir Mohamad mengatakan kepada pihak Australia bahwa upaya merelokasi kedutaannya ke Yerusalem sama saja dengan mengakui tindakan terorisme Israel terhadap warga Palestina.
“Saya menunjukkan bahwa dalam menangani terorisme, seseorang harus tahu penyebabnya. Menambah penyebab terorisme tidak akan membantu," tegas Mahathir.
“Australia belum membuat keputusan apa pun. Mereka sedang menyelidikinya,” ungka Perdana Menteri Malaysia kepada media setelah mengadakan pembicaraan bilateral dengan mitranya dari Australia, Scott Morrison pada Kamis (15/11/2018).
Mahathir menyatakan pernyataan tersebut saat berada di Singapura untuk menghadiri KTT ASEAN ke-33 dan pertemuan terkait.
PM Malaysia itu secara konsisten menggambarkan kekejaman Israel terhadap Palestina sebagai aksi terorisme.
Dalam pidatonya di sidang umum PBB pada bulan September lalu, Mahathir mengatakan dunia memberi penghargaan kepada Israel, termasuk dengan sengaja memprovokasi Palestina dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
“Ini adalah kemarahan dan frustrasi warga Palestina dan simpatisan mereka yang menyebabkan karena Israel menggunakan apa yang kami sebut aksi 'terorisme'.
"Tetapi penting untuk mengakui bahwa setiap tindakan yang membuat orang takut juga merupakan aksi terorisme. Dan negara-negara yang menjatuhkan bom atau meluncurkan roket yang melukai dan membunuh orang yang tidak bersalah juga pastinya membuat masyarakat takut," tukasnya.
"Hal tersebut juga merupakan tindakan terorisme," pungkas Mahathir.
Rencana yang dinyatakan Australia untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem juga telah dikritik dengan keras oleh Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: