Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Badan Intelijen Selandia Baru Tolak Kehadiran 5G dari Huawei

Badan Intelijen Selandia Baru Tolak Kehadiran 5G dari Huawei People walk past a sign board of Huawei at CES (Consumer Electronics Show) Asia 2016 in Shanghai, China May 12, 2016. | Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Selandia Baru -

Badan intelijen Selandia Baru telah menolak permintaan pertama industri telekomunikasi di negara itu untuk menggunakan peralatan 5G yang disediakan oleh Huawei Technologies Co Ltd China, mengutip kekhawatiran tentang keamanan nasional.

Penyedia layanan telekomunikasi Spark New Zealand Ltd (SPK.NZ), yang membuat permintaan, mengatakan pada Rabu (28/11/2018) akan meninjau alasan dari badan intelijen sebelum mempertimbangkan langkah lebih lanjut.

Keputusan itu muncul ketika negara-negara Barat menjadi semakin waspada terhadap apa yang mereka katakan adalah kemungkinan keterlibatan pemerintah China dalam jaringan komunikasi seluler dan komunikasi generasi kelima. Huawei telah berulang kali bersikeras bahwa Beijing tidak memiliki pengaruh terhadapnya.

Awal tahun ini, Australia melarang Huawei menyediakan peralatan 5G yang juga mengutip soal risiko keamanan. Pekan lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintah AS berusaha membujuk perusahaan di negara-negara sekutu untuk menghindari Huawei.

"Saya telah menginformasikan Spark bahwa risiko keamanan jaringan yang signifikan telah diidentifikasi," ungkap Direktur Jenderal Biro Keamanan Komunikasi Pemerintah Andrew Hampton secara terpisah pada Rabu (28/11/2018), seperti dikutip dari Reuters, Rabu (28/11/2018).

Menteri pelayanan intelijen Andrew Little mengatakan bahwa Spark, yang permintaannya adalah bagian dari penerapan 5G pertama negara itu, dapat bekerja dengan agen tersebut untuk mengurangi risiko kebocoran data. Dia menolak menyebutkan alasan kekhawatirannya karena informasi tersebut masuk kategori rahasia.

Huawei mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan secara aktif mengatasi masalah dan bekerja sama untuk menemukan jalan ke depan, dan menambahkan jika pihaknya telah menandatangani lebih dari 20 kontrak 5G dengan operator di seluruh dunia.

Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menyatakan keprihatinan serius atas sikap Selandia Baru dan mengatakan hubungan bisnis China-Selandia Baru saling menguntungkan.

"Kami berharap pemerintah Selandia Baru menyediakan lingkungan persaingan yang adil bagi perusahaan-perusahaan China yang beroperasi di Selandia Baru, dan memberikan rasa saling percaya dan kerja sama bilateral," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: