Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno membantah pasangannya Prabowo Subianto marah kepada wartawan karena tidak memberikan porsi pemberitaan yang besar dalam acara Reuni Akbar 212.
Sandiaga mengatakan, masyarakat butuh berita yang membangkitkan persatuan umat. Karena itu, Reuni 212 layak diberitakan.
"Karena masyarakat membutuhkan berita yang balance, berita yang betul-betul cover both side. Itu kritik, peristiwa 212 itu adalah test poin bagaimana pemberitaan dan kita berterima kasih ada beberapa media yang sudah meliput," ujarnya di Malang, Kamis (6/12/2018).
Ia menambahkan, Prabowo menyampaikan kritik itu bukan hanya kepada media dan wartawan tapi juga kepada para elite.
"Pak Prabowo ingin agar media ini menjadi pilar demokrasi. Jangan media ini hilang dari objektivitas mereka sebagai pilar demokrasi," katanya.
Karena itu, Sandiaga meminta masyarakat tidak terpecah belah dengan isu-isu panas selama massa kampanye. Ia berharap, media massa dapat berlaku obyektif terutama mendekati proses pemungutan suara pada 17 April 2019 mendatang.
"Nanti kalau ada event event berikutnya menuju 17 April 2019 Pilpres ini jangan media tidak objektif dalam memberitakan," jelasnya.
"Itu kan bukan kuasa dari pada wartawan. Wartawan menulis, melaporkan. Kebijakan media itu yang harus menjadi autokritik karena sekarang juga media juga dikuasai oleh pengusaha besar yang aktif di tentunya pemenangan dari paslon tertentu," lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim