Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan ekspor ikan menjadi $5,5 miliar, naik 10% dari capaian tahun ini yang diperkirakan sekitar $5 miliar.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rifky Effendi Hardijanto, menyatakan untuk mencapai target tersebut pemerintah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mengamankan daya saing sejumlah komoditas strategis seperti udang, tuna dan rumput laut.
Untuk udang misalnya, yang saat ini menyumbang sekitar $2 miliar atau 40% dari ekspor, akan ditingkatkan produktivitasnya. Saat ini produksi udang sekitar 400.000 ton yang mayoritas (80%) dihasilkan dari budidaya. Dari jumlah itu, 180.000 tonnya di ekspor.
"Udang kita saat ini terbesar nomor 6 dunia. Nah kita harapannya ke depan bisa nomor 3 dunia. Makanya kita kuatkan di hulunya bekerjasama dengan Pak Slamet, Dirjen Budidaya agar nilai ekspor udang dalam 2-3 tahuh ke depan bisa nambah $1 miliar, dan itu butuh tambahan produksi sekitar 100.000 ton per tahun. Kita juga kerjasama sama investor untuk memenuhi standar benur yang certified," kata dia di Jakarta, Jumat (7/12/2018).
Juga diupayakan certified traceabilitynya sebagiamana komoditas Tuna yang sudah US certified. Termasuk juga untuk EU approval number baru untuk ekspor udang ke Uni Eropa. Untuk tuna sendiri, yang saat ini nilai ekspornya mencapai $600 juta akan didorong peningkatan kualitasnya terutama untuk grade A.
Salah satu upayanya memperbanyak cold storage atau rantai dingin, serta sentra sentra produksi ikan. Apalagi Indonesia lewat laut banda punya kandungan yellow fin tuna terbesar di dunia, sekitar 68%. Kemudian sisanya ekspor Cakalang dan Tongkol yang nilainya masih kecil sekitar $200 juta saja.
Lomba Masak Ikan Bandeng
Masih dalam rangkaian Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) tahun ini yang mengangkat tema “Dengan Protein Ikan, Kita Membangun Bangsa”, KKP menggelar lomba masak ikan bandeng di JCC, Senayan.
Acara ini dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Angka konsumsi ikan nasional tercatat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 angka konsumsi ikan nasional 43,94 kg/kapita setara ikan utuh segar, meningkat 6,74% dari tahun sebelumnya (41,11 kg/kap), dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 47,34 kg/kapita. Pada tahun 2018 ditargetkan sebesar 50,65 kg/kapita dan tahun 2019 sebesar 54,49 kg/kapita.
"Kenapa Bandeng, karena jangan salah ini kandungan omega tiganya jauh lebih tinggi dari ikan kembung dan ikan salmon. Karena dia dibudidaya secara tradisional yang masih sangat organik. Produksi ikan bandeng saat ini sekitar 600.000 ton," kata dia.
Upaya-upaya peningkatan konsumsi ikan masyarakat terus dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Sebagaimana kita ketahui pada tahun 2020 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif (generasi milenials) lebih besar dibandingkan dengan usia non-produktif. Tentunya kita dengan bonus demografi ini kita perlu menjadikan generasi milenials ini sebagai generasi yang berkualitas dan berdaya saing. Oleh karenanya Kementerian Kelautan dan Perikanan juga melakukan kampanye makan ikan kepada generasi ini melalui Seafood Lovers Millenial (Sealovemi) yang dilaunching pada tanggal 21 November 2018 di acara Pasar Rakyat KORPRI di Plaza Timur Senayan GBK.
Selain itu, juga dilakukan Millennial Vlog Kontes untuk usia 16 – 25 tahun dengan tema Menikmati Hidangan Ikan Berbagai Jenis Tuna, Udang dan Patin. Kontes ini sebagai bagian memperingati Hari Ikan Nasional ke-5, telah terselenggara sejak tanggal 21 November s/d 3 Desember 2018 dan telah diumumkan pemenangnya pada 5 Desember 2018 di akun istagram Humas Ditjen PDSPKP dengan pemenang juara 1 Agus Arifin Wijaya dari Kota Malang, juara 2 Sarastri Gustiani dari Kapuas Hulu dan juara 3 Ryan Nugroho dari Yogyakarta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: