Produsen susu bernutrisi, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) meresmikan Desa Susu (Dairy Village) di Ciater, Subang, Selasa (11/12/2018). Fasilitas peternakan sapi perah yang menempati kawasan seluas 1 hektare (ha) ini merupakan hasil kemitraan dengan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), PT Perkebunan Nusantara (PTPN VIII) dan Pemerintah Belanda.
Presiden Direktur FFI, Maurits Klavert, mengatakan produksi susu dalam negeri saat ini baru berkontribusikan 20% dari konsumsi susu di Indonesia. Berarti sisanya sekitar 80% masih diimpor dari berbagai negara seperti Selandia Baru dan Australia.
“Sebagai industri kalau kami disuruh memiilih membeli produk susu dalam negeri atau luar negeri tentu kita akan memilih susu dalam negeri. Dengan memilih susu dalam negeri kita membantu ketahanan pangan Indonesia dan membantu peningkatan ekonomi di Indonesia,” kata Maurits dalam kata sambutannya di Subang, Selasa (11/12/2018).
Ia mengatakan dalam meningkatkan produksi susu dalam negeri tidak semudah membalikkan telapak tangan.Ada persoalan lahan yang harus dipecahkan. Industri susu sendiri membutukan lahan yang besar, lalu praktek peternakan sapi perah yang harus diperbaiki dan meningkatkan produktivitasnya
“Semua ini membutuhkan usaha dari berbagai pihak baik industri susu, peternak sapi perah maupun pemerintah,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, Dairy Village ini merupakan wujud daripada kerjasama antara FFI, peternak, dan pemerintah yang diharapkan dapat menjadi sebuah model peternakan sapi modern dan berkesinambungan.
”Kami berharap produktivitas sapi perah akan bisa meningkat dari sekitar 10-12 liter/hari menjadi 20 liter/hari. Dan target itu dapat dengan mudah kita lewati karena sampai saat ini beberap sapi telah menghasilkam lebih dari 20 liter,” tambahnya.
Dengan peningkatan produktivitas diharapkan juga dapat berimbas pada pendapatan peternak dari sekitar Rp400-500 ribu/sapi menjadi Rp900 ribu/sapi. Namun dengan skala 100-130 sapi di dalam Dairy Village ini tentu terlalu kecil untuk meningkatkan susu segar dalam negeri yang ditargetkan 20% menjadi 40%
“Kami percaya dengan adanya Dairy Village ini akan menjadi sebuah insipirasi untuk mendorong kepercayaan bahwa Indonesia sebetulnya mampu untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri melalui kerjasama dengan berbagai pihak,” jelasnya.
Sementara itu Ketua KPSBU, Dedi Setiadi, mengatakan pihaknya memberikan apresiasi kepada FFI atas kehadiran Dairy Village. Keberadaan fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu perah.
“Lebih penting lagi para peternak sapi dapat meningkatkan keterampilan mereka sehingga dapat menjadi pengusaha sukses dalam peternakan sapi perah,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: