Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penjualan Obat & Kosmetik di Jual Beli Online Terlalu Longgar, Begini Langkah DPR

Penjualan Obat & Kosmetik di Jual Beli Online Terlalu Longgar, Begini Langkah DPR Kredit Foto: Antara/Adwit B Pramono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi mengatakan DPR bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah merancang aturan yang mewajibkan penjual obat dan kosmetik melalui jasa online maupun media sosial harus memiliki lisensi.

"Untuk penjualan online kami sudah merancang Komisi IX bersama badan POM, agar para penjual lapak online yang menjual obat harus berlisensi toko obat. Sesuai dengan Permenkes yang terbaru," kata Dede saat menghadiri pemusnahan produk ilegal dan berbahaya di Bandung, Kamis (20/12/2018).

Aturan itu dibuat untuk menyortir penjualan obat palsu atau berbahaya melalui jasa online.  Menurut dia, khusus untuk penjualan obat harus dilakukan dengan izin dari Kementerian Kesehatan atau dari BPOM. Izin tersebut menjadi penjamin bahwa obat yang dijual benar-benar asli.

"Kita lihat di warung-warung pun obat sudah tidak boleh, itu semua ditarik ke level di atasnya. Oleh karena itu, bagi mereka yang khusus ingin menjual obat online, khusus obat harus memiliki lisensi toko obat," kata dia.

Tak hanya itu, ia juga memandang peran penyedia jasa layanan jual beli online (E-Commerce) begitu vital dalam membatasi peredaran obat ilegal. Mereka didorong untuk selektif dalam memberikan izin membuka lapak online di situsnya.

"Apa syaratnya memiliki lisensi toko obat, harus ada asisten apoteker di dalam perusahaannya itu, khusus untuk obat online," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: