Petani dan pengrajin tahu tempe mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale) sesuai target yang telah ditetapkan, yakni 119,8 juta ton pada tahun 2019 mendatang.
Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, mengatakan program peningkatan itu harus mendapat dukungan dari semua pihak mengingat kedelai adalah kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
"Iya dong kita harus mendukungnya. Kan kita ingin para petani kita hidup, baik secara kesejahteraan maupun secara pasokan," kata Aip di Jakarta, Senin (24/12/2018).
Menurut Aip, kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman sudah cukup baik dalam menyediakan kebutuhan pangan bagi masyarakat.
Di sisi lain, peran pemerintah dalam menjawab kebutuhan kedelai pada perayaan Natal dan Tahun Baru juga sudah maksimal. Ketersediaan kedelai, kata Aip, sudah memenuhi target kebutuhan masyarakat dalam mengkonsumsi tahu dan tempe.
"Yang saya lihat sekarang kebutuhan kedelai 3 juta ton dari total impor sekitar 2,5 ton. Menurut saya, jumlah tersebut sudah memenuhi kebutuhan tahun baru 2018," ujar Aip.
Aip menambahkan, kebutuhan kedelai dalam setahun yang bisa mencapai 3 juta ton, diperuntukan bagi ribuan perajin tempe dan tahu yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kalau hitungan sehari bisa mencapai 10 ribu ton dengan kualitas impor dan lokal sama sama bagus," katanya.
Salah satu petani dan pengrajin tempe tahu asal Kabupaten Cianjur, Hugo Soswaya, mengatakan kebutuhan kedelai di wilayahnya mencapai 350 ton perbulan. Kebutuhan itu dirasa cukup mengingat harga pasar yang cenderung stabil.
Hugo menambahkan, kalangan petani merasa lebih sejahtera ketimbang beberapa tahun sebelumnya. Apalagi daya beli dan jual yang relatif aman. Meski demikian, ia berharap pemerintah segera melakukan upaya peningkatan agar kebutuhan kedelai mampu swasembada.
"Kesejahteraan petani kedelai cenderung meningkat di era Amran, harga harga stabil," katanya.
Ketua Umum Serikat Tani Nasional, Ahmad Rifai, mengatakan, sejauh ini pemerintah sudah berada di jalan yang benar dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan petani melalui produksi Pajale. Target 119,8 juta ton, adalah angka yang realistis dan harus mendapat dukungan dari berbagai pihak.
"Serikat Tani Nasional selalu mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan target produktivitas. Target itu harus tercapai dengan cara yang moderen," tutupnya.
Seperti diberitakan Kementan menargetkan produksi padi, jagung dan kedelai (Pajale) tahun 2019 mendatang sebanyak 119,8 ton. Jika dirinci, target itu masing-masing untuk padi sebanyak 84 juta ton, jagung 33 juta, dan kedelai 2,8 juta ton.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Hasil Sembiring, mengatakan, sejauh ini program dan kegiatan Pajale terbagi menjadi dua. Di antaranya peningkatan budidaya dan sarana prasarana. Untuk budidaya, kementan akan melakukan tiga usaha yaitu perluasan areal tanam, intensifikasi dan subsidi benih.
"Untuk sarana prasarana antara lain perbaikan irigasi, pencetakan sawah baru, bantuan traktor, pompa air, combine harvester, power tresher, rice transplanter, desa mandiri benih, asuransi pertanian padi, pengolahan pupuk organik, corn sheller dan corn combine harvester. Ini akan dikakukan untuk 34 provinsi Indonesia," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh