Sampai saat ini Indonesia masih mengandalkan impor kapas dari Amerika Serikat. Pasalnya, kapas asal negeri paman Sam ini merupakan kapas premium yang memiliki kualitas tinggi
Sekretaris Jenderal Asosisasi Pertekstilan Indonesia (API), Kevin Hartanto mengatakan pemerintah melalui Menteri Perdagangan sedang melakukan free trade ke kawasan eropa dan Amerika Serikat sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya pada Agustus 2018 lalu.
Mendag bersama beberapa pengusaha tekstil melakukan kunjungan ke Amerika yang hasilnya menetapkan bahwa Indonesia sepakat untuk membeli kapas dari negeri tersebut dengan jumlah banyak.
"Cotton USA memang kapas yang premium, lebih mahal harganya tapi memiliki kualitas yang bagus," katanya kepada wartawan di Bandung, Senin (14/1/2018).
Kevin menyebutkan dengan harga yang mahal maka diperlukan edukasi kepada kalangan pengusaha tekstil bahwa kapas Amerika ini memiliki nilai tambah. Selain kualitas yang bagus juga bisa meminta tag label USA sehingga mendorong pemesanan produk Indonesia.
Keuntungan lainnya, dengan membeli kapas dari Amerika maka diharapkan mampu meningkatkan nilai ekspor pakaian jadi. Selain itu, bisa menekan biaya impor bea masuk ke Amerika.
"Jika keduanya bisa dilakukan maka akan menaikan daya saing produk kita di manca negara," ujar Kevin.
Adapun, Program Representative Cotton Council International (CCI) Indonesia, Andy Do menjelaskan Cotton USA selalu berkomitmen untuk mendampingi para pelaku industri manufaktur dalam memahami tren fashion, penggunaan teknologi terbaru, dan keunggulan penggunaan kapas Amerika untuk menciptakan peluang baru dan manfaat lain bagi para pengusaha dan secara lebih luas, untuk industri tekstil Indonesia.
Menurutnya, keunggulan kapas Amerika, Cotton USA selama bertahun-tahun telah dipercaya oleh seluruh dunia, termasuk oleh pabrik-pabrik dan perusahaan tekstil di Indonesia dikarenakan lima keunggulan.
"Keunggulannya berkualitas baik, sustainability dan dilakukan pendampingan saat pembelian," ujar Andy.
Produksi kapas AS mengikuti berbagai peraturan yang ketat dan wajib dilaksanakan. Para petani Kapas AS menggunakan teknologi. Pekerjaan terkompuetrisasi sehingga pengurangan jumlah penggunaan air dan pelestarian bibit bisa dilaksanakan.
"Amerika Serikat juga memiliki sistem paling komprehensif dalam memantau dan mengukur semua aspek sustainability," imbuh Andy.
Sementara itu, Director & Head of Marker Inteligence at Inside Fashion Group, Jane Singer membagikan hasil pengamatannya mengenai perubahan utama yang terjadi di pasar ritel dan perubahan sikap konsumen. Internet membuat konsumen dapat dengan mudah melakukan riset terhadap suatu produk. Dia menegaskan peran penting kualitas bahan yang digunakan oleh pabrik untuk memproduksi pakaian, demi memvalidasi klaim kualitas merek atau brand.
"Warna yang cerah, hasil cetak yang bagus, serta bahan yang nyaman adalah hasil yang diharapkan. Saya yakin kapas Amerika menjadi kunci keberhasilan pencapaian harapan dari hasil produksi yang bagus," pungkas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: