Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rasio Gini September 2018 Turun Jadi 0,384

Rasio Gini September 2018 Turun Jadi 0,384 Warga beraktifitas di perkampungan kumuh, kawasan pusat bisnis Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (31/10). Bappenas menargetkan angka ketimpangan ekonomi atau gini ratio pada tahun 2018 sebesar 0,38 persen atau turun dari tahun 2017 sebesar 0,393 persen. | Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang dikukur dalam rasio gini pada September 2018 mencapai 0,384 atau turun dibanding Maret sebesar 0,389.

“Ketimpangan menurun baik level pedesaan maupun di perkotaan,” kata Kepala BPS, Suhariyanto, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Dalam skala rasio gini, poin 0 menunjukkan tak ada kesenjangan sama sekali. Sedangkan angka 1 menunjukkan ketimpangan mutlak.

Dia menjelaskan rasio Gini di kota pada September lalu tercatat mencapai 0,391 atau turun dibanding Maret 2018 yang mencapai 0,401. Kondisi serupa terjadi pada rasio gini di daerah perdesaan dimana mencapai 0,319 pada September turun dibandingkan Maret 2018 yang sebesar 0,324.

“Untuk menurunkan rasio gini kita perlu upaya luar biasa. Kita perlu memperbaiki distribusi pendapatan dari bawah hingga ke atas, perlu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sehingga bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat,” tambahnya. 

Suhariyanto juga menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan tingkat ketimpangan pengeluaran. Di antaranya, kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita Maret 2018- September 2018 untuk kelompok 40% terbawah, 40% menengah, dan 20% teratas berturut-turut sebesar 3,55%; 3,40%; dan 1,28%.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), menurut Suhariyanto, terjadi peningkatan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan penduduk kelompok 40% terbawah dan 40% menengah meningkat lebih cepat dibanding penduduk kelompok 20% teratas.

Selain itu di perkotaan, BPS juga mencatat kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita Maret 2018- September 2018 untuk kelompok penduduk 40% terbawah, 40% menengah, dan 20% teratas berturut-turut adalah sebesar 4,49%;3,94%;dan 0,56%.

Hal yang sama juga terjadi diperdesaan. kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita Maret 2018- September 2018 untuk kelompok penduduk 40% terbawah, 40% menengah, dan 20% teratas berturut-turut adalah sebesar 2,97%;2,04%;dan 0,33%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: