Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) dinilai tidak serius dalam mereformasi Bank bjb. Pasalnya, dalam proses pendaftaran calon direksi yang telah ditutup pada 21 Januari 2019 lalu terdapat sejumlah peraturan yang dianggap tidak terbuka karena menutup peluang mantan direksi dan pimpinan eksekutif bank tersebut yang ingin kembali berkarir.
Ketua LSM Brantas, Wanwan Mulyawan mengatakan Emil sebagai sosok yang plin-plan karena pernyataan sebelumnya tidak direalisasikan dengan penyesuaian proses pendaftaran calon direksi.
Dia menjelaskan, dalam pendaftaran calon direksi Bank bjb, terdapat persyaratan yang tidak membolehkan mantan direksi dan mantan pimpinan eksekutif untuk mendaftar.
"Jadi dalam persyaratan di poin 3, disebutkan bawah mantan direksi dan mantan pimpinan eksekutif tidak boleh mendaftar," katanya kepada wartawan di Bandung, Minggu (27/1/2019).
Menurutnya, hal Ini menunjukkan ketidakseriusan Pemprov Jabar selaku pemegang saham mayoritas yang mengaku ingin mereformasi bank tersebut. Memang, point 3 tersebut sesuai dengan AD/ART Bank bjb. Seharunya, Gubernur Jabar harus mengubahnya karena aturan tersebut menunjukkan ketidakterbukaan.
"Kalau memang mau terbuka, tinggal diganti mekanismenya. Orang-orang yang terkenal pasal itu diberi kesempatan untuk mengikuti test, nanti perubahan pasalnya dalam RUPSLB," katanya.
Selanjutnya, gubernur selaku pemegang saham pengendali bisa leluasa mengusulkan perubahan AD/ART Bank bjb. "Kalau mau benar-benar terbuka, bisa diikuti siapa pun, harusnya lelang itu bisa diikuti oleh mantan direksi dan mantan pimpinan eksekutif," tegasnya.
Wanwan menilai AD/ART bukan sesuatu yang sakral sehingga bisa diubah kapan pun. "Apalagi kalau tujuannya untuk perbaikan perusahaan," imbuhnya.
Dia juga menyebutkan, pengubahan AD/ART Bank bjb pernah dilakukan pada 2011 oleh gubernur Jawa Barat saat itu, Ahmad Heryawan. "Bisa juga diubah, asalkan ada kemauan. Nah sekarang mau gak gubernur menjadikan seleksi ini lebih terbuka?,"ujarnya.
Wanwan menegaskan, keterbukaan dalam lelang ini sangat penting untuk mengakomodasi mantan direksi atau mantan pimpinan eksekutif Bank bjb yang pernah berkarir di tempat lain. Dia meyakini, keberadaan mereka akan membawa efek positif jika kembali diberdayakan di BUMD tersebut.
"Mereka yang berkarir di bank lain berarti punya kualitas. Mereka bisa jadi mendapat ilmu yang bisa diaplikasikan di bjb ketika mereka masuk kembali," katanya.
Lebih lanjut Wanwan menyebut, sikap inkonsistensi Emil ini dikarenakan banyaknya intervensi yang dilakukan tim di sekitar orang nomor 1 di Jabar itu. "Jadi kaji ulang tim yang jumlahnya terlalu banyak itu," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Clara Aprilia Sukandar