Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiahku Sayang, Rupiahku Malang

Rupiahku Sayang, Rupiahku Malang Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Awal pekan ini boleh jadi menjadi kemalangan bagi nilai tukar rupiah. Bagaimana tidak, setelah dua hari berturut-turut menjadi jawara di hadapan dolar AS dan Asia, kini rupiah terjelembab ke klasemen bawah sebagai mata dengan nilai tukar terlemah. 

Pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah hanya terdepresiasi tipis 0,07% ke level Rp13.945 per dolar AS. Namun, nilai depresiasi itu kian menebal hingga lebih dari 30%. Pada pukul 10.40 WIB, depresiasi rupiah sudah mencapai 0,39% ke level Rp13.995 per dolar AS. 

Baca Juga: Selamat, ya! Dolar AS Panen Raya

Malangnya lagi, rupiah kini terpantau hanya terapresiasi di hadapan yuan (0,05%) dan dolar Taiwan (0,02%). Dengan apresiasi setipis itu, sangat rawan bagi rupiah untuk berbalik terdepresiasi. 

Setelah dolar AS, mata uang dengan apresiasi terbesar di hadapan rupiah adalah dolar Hongkong sebesar 0,45%, lalu diikuti poundsterling Inggris sebesar 0,34%, euro sebesar 0,28%, dan Jepang 0,27%. 

Tak hanya itu, dolar Singapura, dolar Australia, won, dan baht juga turut melemahkan rupiah masing-masing sebesar 0,19%, 0,08%, 0,08%, dan 0,04%.

Lemahnya nilai tukar rupiah kini dipengaruhi oleh adanya sentimen global yang masih mengancam, tiga di antaranya adalah sengketa dagang AS-China yang juga belum mencapai sepakat, ketidakpastian politik AS, serta rilis data ekonomi China. 

Jika sudah begini, rupiah bisa menggantungkan nasibnya pada penguatan foreign direct investment (FDI) serta kelapangan hati The Fed untuk tidak tergesa-gesa menaikkan suku bunga acuan sehingga disinyalir akan memberi kado indah bagi perekonomian Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: