Bekraf: Film sebagai Lokomotif Pertumbuhan Nilai Ekonomi Indonesia
Kabar baik kembali mendatangi industri perfilman Indonesia. Film Aruna dan Lidahnya yang dibintangi Dian Sastrowardoyo akan ditayangkan di Festival Film Internasional Berlin (Berlinale) pada 11-12 Februari nanti. Sebagai lembaga yang menaungi industri film, Badan Eknomi Kreatif (Bekraf) berharap, film Aruna dan Lidahnya dapat menghasilkan efek domino bagi subsektor ekonomi kreatif lainnya.
Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Simandjuntak mengatakan, film dapat menjadi lokomotif bagi efek berlapis (multiplier effect) terhadap berbagai subsektor ekonomi kreatif, seperti kuliner, wisata, budaya, dan sebagainya. Bila efek tersebut menjadi nyata, nilai ekonomi Indonesia pun akan bertambah juga.
“Contohnya, film Laskar Pelangi yang bisa meningkatkan potensi wisata pulau Belitung. Kami berharap hal ini bisa terjadi lagi dengan penayangan film Aruna dan Lidahnya di Berlin,” ujar Joshua ketika ditemui di Djakarta XXI, Rabu (6/2/2019).
Tak hanya peningkatan ekonomi, Bekraf juga berharap penayangan film adaptasi itu di Berlin dapat berdampak pada ekspor kuliner ke pasar global. Pintu bisnis internasional pun akan terbuka bagi para pelaku usaha kuliner Indonesia.
“Harapannya subsektor kuliner bisa lebih dikenal di kancah global, bahkan bisa membuka pintu bisnis dari sektor itu. Jadi, usaha kreatif kuliner bisa ekspor ke pasar global," ujar Joshua.
Oleh karena itu, Bekraf pun mendukung keberangkatan tim produksi Aruna dan Lidahnya pada pekan depan. Tim itu terdiri atas Edwin (sutradara), Meiske Taurisia dan Muhammad Zaidy (produser), dan Laksmi Pamuntjak (Penulis Novel Aruna dan Lidahnya).
“Kami mendukung keberangkatan 4 orang dari tim Aruna dan lidahnya,” tutur Joshua.
Lembaga yang diketuai oleh Triawan Munaf itu juga akan mendukung dari segi promosi di program Culinary Cinema, bagian dari Festival Film Berlinale. Nantinya, para penonton di festival itu juga akan mencicipi kuliner Indonesia yang disajikan dalam film tersebut. Mulai dari rawon, lorjuk, pengkang, hingga choi pan.
Produser Film Aruna dan Lidahnya, Meiske berujar, “Ada chef khusus dari Vietnam yang akan menginterpretasi ulang makanan Indonesia yang ditampilkan dalam film.”
Festival Film Berlinale dilaksanakan untuk ke-69 kalinya tahun ini. Kegiatan itu telah dilaksanakan sejak 1978 secara rutin. Sementara untuk Culinary Cinema telah memasuki tahun ke-13 pada 2019 ini. Yang membanggakan, festival itu termasuk ke dalam 3 besar festival film di Eropa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: