Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, menjelaskan volume ekspor karet alam Sumatera Utara selama Januari 2019 mencapai 33.679 ton atau turun 3,4 persen dibanding Desember 2018.
Penurunan tersebut diakibatkan, permintaan turun di tengah produksi bahan olah karet yang juga berkurang.
"Dibandingkan Desember 2018, volume ekspor selama Januari 2019 yang sebanyak 33.679 ton, itu turun 3,4 persen," ujar di Medan, Sabtu (16/2/2019).
Baca Juga: Debat Kedua, Prabowo Bakal Bawa Ini
Ia menjelaskan, turunnya volume ekspor di Januari 2019 mengkhawatirkan karena mengindikasikan bakal berkurangnya lagi volume ekspor karet pada 2019 setelah pada 2018 juga menurun.
"Bisnis karetpun semakin tidak menjanjikan karena harga jual juga melemah," katanya.
Baca Juga: Seruan Habib Rizieq Nih Keren: Insya Allah Para Habib, Kiai...
Ia menambahkan, pada tahun 2018, volume ekspor karet tinggal 456.536 ton. Jumlah itu turun sebesar 58.189 ton atau 11 persen dibandingkan tahun 2017.
"Penurunan ekspor pada 2018 juga dampak penundaan ekspor karena berkurangnya bahan baku," imbuhnya.
Penyebab berkurangnya bahan baku, lanjut Edy, bukan karena rendahnya produksi karet rakyat, namun lebih karena banyaknya petani yang menebang pohon karet. Penebangan dilakukan karena petani menilai harga jual tidak menjanjikan apalagi trennya juga terus menurun.
Diketahui, harga rata-rata ekspor karet di pasar global pada 2018 sebesar 1,365 dolar AS per kilogram dibandingkan tahun 2017 yang masih bisa sebesar 1,650 dolar AS per kilogram.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: