Geliat rupiah untuk menekan pergerakan nilai tukar dolar AS di awal pekan ini bukan ilusi semata. Pasalnya, sejak pembukaan perdagangan spot pagi tadi, rupiah sudah terapresiasi 0,39% ke level Rp14.000 per dolar AS. Apalagi, saat ini sentimen positif dari perpanjangan negosiasi dagang sedang berhembus kuat ke arah rupiah.
Meskipun cenderung menipis, apresiasi rupiah terhadap dolar AS masih berada di atas angka 25%. Hingga pukul 10.30 WIB, rupiah masih terapresiasi 0,27% ke level Rp14.020 per dolar AS. Rupiah menjadi mata uang kedua di Asia yang mampu menekan dolar AS paling dalam. Adapun posisi puncak diduduki oleh yuan dengan nilai apresiasi sebesar 0,42% terhadap dolar AS.
Asal tahu saja, dalam hal tekan menekan dolar AS, rupiah memang tak sendiri. Selain berteman dengan yuan, mata uang kawasan dan Asia lainnya juga kompak menekan dolar AS. Alhasil, kini dolar AS tak mampu menguat di hadapan mata uang mana pun.
Baca Juga: Terima Kasih, Trump!
Dolar AS tertekan 0,15% terhadap dolar Singapura, 0,09% terhadap euro, dan 0,11% terhadap poundsterling. Sementara itu, di hadapan mata uang Asia, dolar AS melemah 0,03% terhadap dolar Kanada, 0,01% terhadap dolar Hongkong, 0,03% terhadap yen, 0,01% terhadap won, 0,06% terhadap dolar Singaura, dan 0,06% terhadap dolar Taiwan.
Hal yang berbanding terbalik justru terjadi pada pergerakan nilai tukar rupiah. Sempat menjadi mata uang terbaik di Asia, kini rupiah menduduki posisi kedua setelah yuan. Rupiah terapresiasi 0,28% terhadap dolar Hongkong, 0,27% terhadap yen, 0,32% terhadap won, 0,25% terhadap dolar Singapura, dan 0,24% terhadap dolar Taiwan.
Bukan pahlawan jago kandang, rupiah juga menunjukkan performa terbaiknya di hadapan mata uang kawasan lainnya. Misalnya saja, rupiah terapresiasi 0,17% terhadap dolar Australia, 0,23% terhadap euro, dan 0,17% terhadap poundsterling.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: