Grab Gelontorkan 60% Kucuran Dana dari SoftBank ke Indonesia, Untuk Apa?
Grab Holdings Inc (Grab) mengumumkan telah menerima pendanaan dari Softbank Vision Fund (SVF) senilai US$1,46 miliar. Dalam pendanaan seri H itu, Grab menerima total kucuran dana lebih dari US$4,5 miliar. Investor lain yang berkontribusi dalam putaran pendanaan itu, antara lain Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital, dan Yamaha Motor.
Presiden Direktur Grab, Ming Maa berkata, perusahaannya melihat minat yang kuat dari investor global setelah memeroleh angka yang cukup besar di pendanaan seri H-nya. Kondisi finansial mereka meningkat signifikan setelah Uber keluar dari pasar Asia Tenggara.
"Ke depannya, kami bertujuan untuk terus meningkatkan taraf kehidupan jutaan masyarakat di Asia Tenggara dengan menyediakan peluang yang dapat meningkatkan penghasilan mereka melalui platform Grab, dan memberi berbagai pilihan pada para pengguna," ujar Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan pada Rabu (6/3/2019).
Baca Juga: Grab Ungkap Biaya Bisnis di Vietnam, Berapa Tuh?
Secara khusus, investasi yang Grab terima sebagian besar akan digelontorkan ke Indonesia, di mana mereka menguasai 60% pangsa pasar roda dua dan 70% di pangsa pasar roda empat. Perusahaan itu mengklaim bisnisnya di Indonesia berkembang pesat dengan pendapatan dua kali lipat di 2018.
Pihak Grab menyatakan, "Kami akan menggunakan pendanaan untuk memperluas layanan GrabFood dan GrabExpress serta menjalankan bisnis layanan baru di Indonesia."
Secara umum, Grab akan menggunakan investasi tersebut untuk menghadirkan lebih banyak layanan harian serta meningkatkan aksesibilitas. Mereka juga akan meluaskan jaringan layanan, seperti layanan keuangan, pengiriman makanan, pengiriman barang, konten dan pembayaran digital, serta beberapa layanan baru. Salah satunya, rencana menghadirkan mobil listrik.
Partner dari Softbank Investment Advisers, David Thevenon pun berpendapat, "Investasi tersebut akan membantu Grab mengeksplorasi peluang baru untuk memenuhi seluruh kebutuhan mobilitas berdasarkan permintaan pengguna dan layanan keuangan, sehingga perusahaan itu dapat mengembangkan platform offline-to-online di Asia Tenggara."
Pasca mengakuisisi Uber di tahun lalu, pendapatan Grab meningkat dua kali lipat sejak Maret 2018 hingga Desember 2018. Pendapatan GrabFood pun tumbuh 45 kali lipat pada periode yang sama. Perusahaan itu juga memiliki Grab Financial Group, yang memiliki akses ke lisensi e-money di enam negara di Asia Tenggara.
Baca Juga: Disuntik Softbank, Valuasi Grab Makin Gendut
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: