Alibaba akan mendapatkan sedikit perlawanan dari kompetitor terbesarnya di Asia Tenggara. Sea, bisnis yang terdaftar di Nasdaq, menghimpun sebanyak US$1,5 miliar dari penawaran saham baru, yang pastinya akan disalurkan ke bisnis e-commerce Shopee-nya.
Sea yang berbasis di Singapura mengatakan, mereka berencana untuk menawarkan 60 juta American Depositary Shares (ADS) dengan harga masing-masing US$22,50. Hal itu berpotensi memvuat Sea mengumpulkan sekitar US$1,35 miliar, bahkan bisa meningkat lebih dari US$202 juta jika penjamin emisi mengambil penjatahan penuh dari 9 juta saham tambahan yang terbuka untuk mereka. Jika itu terjadi, total keseluruhan dana yang dihimpun akan berjumlah lebih dari US$1,5 miliar. (Shopee mengumpulkan US$500 juta dalam penjualan tahun lalu.)
Melansir TechCrunch (6/3/2019), Sea mengatakan, "Kami akan menggunakan modal untuk ekspansi bisnis dan keperluan perusahaan umum lainnya."
Pernyataan yang cukup umum itu bisa saja merujuk pada Garena ataupun AirPay. Namun, tak mengejutkan bila Shopee, fokus utamanya saat ini, akan menjadi tujuan utama dari ekspansi yang dimaksud.
Harga US$22,50 merupakan harga saham Sea setelah mendapat diskon harga asli saat ini, yakni US$24,06 pada saat penulisan. Perusahaan itu mengumumkan, pada akhir tahun 2018 lalu, kondisi finansial yang mengalami kemajuan positif adalah Shopee dan Garena.
Sementara itu tetap tidak menguntungkan, Shopee mengklaim GMV tahunan (total transaksi e-commerce) mereka telah melampaui US$10 miliar untuk pertama kalinya, tumbuh 117% pada kuartal keempat 2018 saja
Hasil yang baik itu disambut dengan antusias oleh investor, karena hasil penjualan mendorong harga saham ke rekor tertinggi sejak IPO Oktober 2017. Itu, pada gilirannya, membuat pendiri Forrest Li menjadi miliarder di atas kertas, sehingga ia memberi Sea kapitalisasi pasar lebih dari US$8 miliar.
Kapitalisasi sangat dibutuhkan, karena Shopee masih belum kendapat keuntungan dan itu menyeret bisnis Sea secara keseluruhan. Shopee sendiri mendapatkan rugi bersih sebesar US$893 juta pada 2018.
Pendapatan untuk Shopee meningkat lebih dari 1.500% tahun lalu, itu mewakili lebih dari seperempat dari keseluruhan pendapatan US$1 miliar Sea pada tahun 2018, dan berkontribusi besar terhadap kerugian bersih perusahaan induk sebesar US$961 juta.
Shopee menghadapi beberapa pesaing tangguh di Asia Tenggara, yang sebagian besar memiliki hubungan kuat dengan Alibaba. Di dalamnya termasuk AliExpress milik Alibaba, Lazada, dan Tokopedia, perusahaan Indonesia bernilai US$7 miliar yang disokong oleh Alibaba dan SoftBank Vision Fund.
Sea mengklaim diri sebagai perusahaan e-commerce terbesar di "Asia Tenggara Besar" (mereka mengklasifikasi Taiwan bersama Asia Tenggara). Namun, Sea tak dapat langsung dibandingkan dengan Alibaba, karena perusahaan besutan Jack Ma itu tidak memberikan informasi terperinci tentang bisnis e-commerce di luar China.
Alibaba mengatakan, bisnis e-commerce internasionalnya, menghasilkan US$849 juta pendapatan selama kuartal terakhir, setara dengan peningkatan tahunan sebesar 23%. Lazada berada di tengah-tengah transisi, menunjuk CEO baru pada bulan Desember, yang meliputu perpindahan dari penjualan langsung. Alibaba mengatakan, itu berdampak pada pertumbuhan, dengan tingkat GMV melambat, tetapi berjanji untuk kembali fokus, setelah menginvestasikan US$2 miliar ke dalam bisnis itu tahun lalu.
"Kami terus menginvestasikan sumber daya untuk mengintegrasikan operasi bisnis dan teknologi Lazada ke Alibaba dengan tujuan membangun fondasi yang kuat untuk memperluas penawaran kami di Asia Tenggara," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: