Performa nilai tukar rupiah di penghujung pekan ini benar-benar memprihatinkan. Dibuka dengan depresiasi 0,42% ke level Rp14.195 per dolar AS, rupiah makin hilang arah. Alhasil, rupiah dapat dengan mudah membiarkan dolar AS menembus level Rp14.200.
Ulah Bank Sentral Uni Eropa (ECB) digadang-gadang jadi biang kerok terpuruknya rupiah. Asal tahu saja, ECB resmi memutuskan untuk memangkas pertumbuhan ekonomi zona euro dari 1,7% menjadi 1,1% di tahun 2019 ini. Keputusan tersebut diikuti pula dengan rencana penyaringan investasi asing yang masuk ke Eropa.
Baca Juga: Dihadang Korut-Jepang: Rupiah Sukar Bergerak
Rencana yang lahir dari keresahan Jerman dan Prancis atas pola investasi asing dari China di Eropa tak ayal membuat investor ketar-ketir menghadapi isu perlambatan ekonomi negara dengan ekonomi terbesar di Asia itu. Hasilnya bisa ditebak, ya, investor akan semakin takut untuk masuk ke dalam pasar perekonomian benua kuning, termasuk Indonesia.
Menyiasati hal tersebut, aset-aset berisiko berbasis keuangan di Asia ramai-ramai dilepas. Rupiah, rupiah menjadi korban yang paling menanggung kesusahan. Bagaimana tidak, di antara mata uang Asia lainnya, rupiahlah yang melemah paling dalam di hadapan dolar AS. Dengan kata lain, rupiah resmi menyandang sebagai raja terlemah di Asia.
Baca Juga: Telaah: Mimpi Buruk Rupiah Berawal dari Sini
Menjelang siang, depresiasi rupiah nyaris menyentuh 0,80%. Hingga pukul 10,50 WIB, rupiah terdepresiasi 0,79% ke level Rp14.251 per dolar AS. Tak cukup sampai di situ, rupiah juga harus berkorban karena tertekan 0,74% terhadap dolar Australia, 0,83% terhadap euro, dan 0,87% terhadap poundsterling.
Lantas, bagaimana dengan di Asia? Depresiasi rupiah di hadapan mata uang utama Asia juga dalam, lebih dari 0,50%. Yen menjadi yang paling menekan rupiah sebesar 0,94%. Lalu diikuti oleh won sebesar 0,88%, dolar Singapura sebesar 0,81%, dan dolar Hongkong sebesar 0,78%.
Dolar Taiwan dan yuan juga turut menekan rupiah masing-masing sebesar 0,65%. Begitu pun dengan baht dan ringgit membuat rupiah terdepresiasi 0,56% dan 0,55%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: