Realisasi defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) hingga Februari 2019 mencapai Rp54,6 triliun atau 0,34 persen terhadap PDB, yang menunjukkan peningkatan dibandingkan defisit fiskal periode sama di 2018 yang sebesar Rp48,3 triliun, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Baca Juga: Kabar Gembira untuk ASN, Sri Mulyani Bilang....
"Defisit anggaran mencapai Rp54,6 triliun memang lebih tinggi daripada periode sama tahun lalu yang sebesar Rp48,3 triliun," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers perkembangan APBN di Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Realisasi defisit anggaran ini berasal dari pendapatan negara dan hibah sebesar Rp217,21 triliun atau 10,03 dari target serta belanja negara Rp271,83 triliun atau 11,04 persen dari pagu APBN.
Pendapatan negara tersebut mencakup penerimaan perpajakan Rp177,24 triliun atau 9,92 dari target, dan penerimaan negara bukan pajak Rp39,9 triliun atau 10,55 persen dari target. Penerimaan perpajakan tersebut berasal dari penerimaan pajak termasuk PPh migas sebesar Rp160,8 triliun atau 10,2 persen dari target dan penerimaan kepabeanan dan cukai Rp16,3 triliun atau 7,85 persen dari target.
Sedangkan, realisasi belanja negara terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp145,68 triliun atau 8,91 persen dari pagu serta transfer ke daerah dan dana desa mencapai Rp126,14 triliun atau 15,26 persen dari pagu.
Untuk menutup defisit anggaran tersebut, realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp197,56 triliun termasuk untuk pembiayaan investasi Rp2 triliun. Dalam kesempatan ini, pemerintah juga mencatat neraca keseimbangan primer mencapai defisit Rp20,6 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat