Platform Siarkan Aksi Brutal Penembakan, Bagaimana Tanggung Jawab Facebook?
Setelah dua minggu tak bersuara, Facebook akhirnya menyampaikan bela sungkawa terhadap para korban penembakan massal di Selandia Baru melalui surat terbuka yang diterbitkan oleh media Selandia Baru bernama Herald. Seperti yang diketahui, pelaku peristiwa penembakan itu menyiarkan aksinya secara langsung di akun Facebooknya; menyalahgunakan teknologi.
Dalam surat itu, COO Facebook Sheryl Sandberg membahas keluarga-keluarga yang berduka dan negara yang terguncang. Ia juga membahas aspek-aspek yang bisa ditangani situsnya dengan lebih baik, namun tampaknya mereka pun masih bingung bagaimana cara untuk mengatasi peristiwa semacam itu.
Baca Juga: Facebook Hapus 1,5 Juta Video Tragedi Berdarah Selandia Baru
"Banyak dari Anda yang juga mempertanyakan bagaimana bisa platform online seperti Facebook digunakan untuk menyiarkan video serangan yang mengerikan," tulis Sandberg, dilansir dari TechCrunch, Senin (1/4/2019). "Kami berkomitmen untuk meninjau kembali apa yang terjadi dan telah bekerja sama dengan Kepolisian Selandia Baru."
Sanberg juga mengatakan, perusahaannya tengah mengembangkan teknologi untuk memperbaiki identitas. Ke depannya, mereka akan memberikan jawaban spesifik melalui salinan kebijakan dalam bentuk blue print.
"Setelah serangan teror, kami mengambil tiga langkah: memperkuat aturan untuk menggunakan Facebook Live, mengambil langkah lebih lanjut untuk mengatasi kebencian di platform kami, dan mendukung komunitas Selandia Baru," papar Sanberg.
Sebagai langkah awal, Facebook akan mengeksplorasi batasan dalam fitur siaran langsung mereka. Adapun salah satu pertimbangan dari batasan tersebut, yakni standar komunitas yang dimiliki oleh platform.
Baca Juga: Dua Kali Siarkan Konten Negatif, "Kami Harap Konten Moderator Facebook Bisa Lebih Canggih"
Sang COO menambahkan, "Kami sedang mengeksplorasi, siapa yang dapat menayangkan siaran langsung, tergantung pada faktor-faktor seperti pelanggaran standar komunitas sebelumnya."
Selain Facebook, YouTube juga dikecam secara luas karena kedua platform itu digunakan untuk menyebarkan gambar dari serangan mengerikan tersebut. Sebelumnya, pihak YouTube juga telah menyatakan akan bekerja sama dengan pihak berwewenang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: