Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nah Loh, Pak Kiai Marah Besar ke Pendukung Prabowo

Nah Loh, Pak Kiai Marah Besar ke Pendukung Prabowo Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Sukabumi -

Cawapres RI Ma'ruf Amin menilai pemilu adalah pesta demokrasi untuk memilih calon pemimpin nasional sehingga tidak dibenarkan jika ada yang melakukan pengeroyokan terhadap pendukung pasangan calon lain.

 

"Saya kira tidak benar bila sampai terjadi pengeroyokan terhadap pendukung salah satu pasangan calon. Pemilu itu 'kan kontestasi untuk memilih pemimpin. Adanya perbedaan pilihan, itu hal biasa dalam demokrasi," kata K.H. Ma'ruf Amin usai menghadiri kegiatan Isra Mikraj di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu.

 

Ma'ruf Amin mengatakan hal itu menjawab pertanyaan pers, menyusul adanya aksi pengeroyokan terhadap seorang warga yang mengenakan kaus bertuliskan "Jokowi-Amin 01" di Desa Krendetan, Kecamatan Bagelen, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (2/4).

 

Baca Juga: Pakai Baju Bergambar Jokowi, Pendukung Prabowo Keroyok Pemuda Hingga Kepalanya Bocor

 

Menurut Ma'ruf Amin, adanya aksi pengeroyokan itu adalah tindakan yang tidak dibenarkan, melanggar hukum.

 

"Janganlah sampai terjadi pengeroyokan. Saya ingatkan relawan dan pendukung Jokowi-Ma'ruf tidak boleh ada yang melakukan pengeroyokan. Tidak boleh ada yang melakukan penghadangan. Dilarang keras," katanya.

 

Sebelumnya diberitakan, seorang warga Desa Krendetan, Kecamatan Bagelen, Purworejo, Jawa Tengah, Yuli Wijaya (28 tahun), Selasa (2/4), dikeroyok dan dipukul hingga kepalanya berdarah dan wajahnya memar.

 

Menurut Kapolsek Bagelen AKP Sarjana, berdasarkan keterangan korban, saat itu korban yang sedang mengatur lalu lintas di Jalan Purworejo-Yogyakarta Km 11, Desa Krendetan, tiba-tiba melintas massa yang diduga pendukung paslon lain.

 

Baca Juga: Polisi Ungkap Pelaku Pengeroyokan Disiarkan Live Melalui Medsos

 

Anggota dari rombongan massa itu melihat ada yang berdiri mengenakan kaus pasangan 01, kemudian berbalik arah, dan meminta untuk melepaskan kaus tersebut.

 

Korban tidak bersedia melepaskan kausnya, anggota dari massa tersebut kemudian ada yang memukul kepalanya dengan batu hingga berdarah, serta ada yang memukul wajahnya hingga memar.

 

 

Rombongan massa itu kemudian melanjutkan perjalanannya ke arah Yogyakarta. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: