Amazon Web Services (AWS) akan mendirikan region infrastruktur di Indonesia pada kisaran akhir 2021 atau awal 2022. Region yang rencananya berada di Jakarta itu akan memiliki tiga Zona Ketersediaan (Availability Zone) saat peluncuran.
Tiap Zona Ketersediaan memiliki pasokan daya, pendinginan dan keamanan fisik yang independen dan terhubung melalui jaringan alternatif. Karena itu, AWS mengklaim tiga Zona Ketersediaan yang akan hadir di Indonesia akan menghasilkan latensi rendah bagi cloud para pelanggannya di negara ini.
"Dengan membangun region di Jakarta, pelanggan kami akan memiliki latensi rendah di aplikasi mereka daripada saat menggunakan region yang berada di wilayah lain, seperti Singapura," jelas Managing Director AWS APAC, Ed Lent, Kamis (4/4/2019).
Baca Juga: Amazon Bayar Pajak US$0,0, Unicorn Indonesia?
Tak hanya itu, teknologi komputasi awan dapat mentransformasi perusahaan, lembaga pendidikan, dan badan pemerintah di Indonesia. Begitu pula bagi para startup yang sedang bermunculan dalam beberapa tahun belakangan.
"AWS Region di Indonesia membantu menciptakan lebih banyak pekerjaan dan perusahaan di sektor teknologi, mendorong ekonomi nasional, serta efisiensi biaya bagi perusahaan di berbagai sektor, meningkatkan kelincahan dan fleksibilitas," jelas Vice President of Global Infrastructure and Customer Support AWS, Peter DeSantis dalam pernyataan resminya.
Region Indonesia merupakan yang ke-9 di wilayah Asia Pasifik. Menyusul region yang telah ada di Beijing, Mumbai, Ningxia, Seoul, Singapura, Sidney, Tokyo, dan di Hongkong yang juga akan segera dibuka.
Baca Juga: Dari Snapchat Hingga Amazon, Pakai Komputer Vision
Ed menyebutkan, "Kami memiliki 20 region dengan 61 Zona Ketersediaan secara global, kami memiliki 4 region yang akan dibangun pada 2020."
Namun, perusahaan tak menyebutkan secara detail lokasi-lokasi itu, termasuk lokasi Zona Ketersediaan yang akan didirikan di Jakarta. Untuk alasan keamanan data center, ujar juru bicaranya.
AWS mengklaim telah memiliki pelanggan yang terdiri dari: 4 ribu perusahaan, 9 ribu institusi pendidikan, dam 27 ribu lembaga non pemerintah (NGO). Di Indonesia, beberapa nama yang menggunakan teknologi AWS, antara lain: Bhinneka, JawaPos, dan Traveloka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: