- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Bangun Lagi Pabrik Pasca Kebakaran, Emiten Kemasan Ini Butuh Dana Rp710 M
PT Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) emiten kemasan ini menyatakan bahwa perseroan berencana untuk melakukan perluasan fasilitas produksi film kemasan jenis BOPP (Biaxially Oriented Polypropylene) dengan kapasitas produksi terpasang sekitar 42 ribu ton per tahun.
Sekretaris Perusahaan AKPI, Tjoe Moen Lie mengungkapkan bila perluasan ini dilakukan sebagai pengganti mesin BOPP Line 2 dan Line 3 yang sudah tidak dapat beroperasi kembali akibat terbakar pada 28 Mei 2018 lalu.
“Dengan adanya perluasan ini maka secara keseluruhan perseroan akan memiliki kapasitas produksi terpasang untuk film jenis BOPP sekitar 130,5 ribu ton per tahun,” katanya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (16/4/2019).
Baca Juga: Private Placement, Urban Jakarta Tukar Utang Jadi Saham
Menurutnya, seluruh perluasan ini akan dibangun di dalam area pabrik milik perseroaan di Citereup, Jawa Barat dengan status HGB.
Adapaun, total investasi yang diperlukan sekitar US$50 juta atau setara dengan Rp710 miliar. Dimana, pembiayaan investasi tersebut rencananya akan menggunakan dana internal perseroan sampai dengan 25% sedangkan sisanya akan dbiayai oleh pinjaman investasi dari bank Export Credit Agency (ECA) serta bank lain dari dalam dan luar negeri.
Disamping itu, untuk keperluan modal kerja akan menggunakan dana internal dan fasilitas kredit modal kerja yang saat ini antara lain dari Bank CIMB Niaga, Bank Mega, Bank CBTB Indonesia dan Standard Chartered Bank.
Baca Juga: Perusahaan Bang Sandi Akan Buyback Saham Rp110 Miliar
Saat ini, perseroan telah melakukan pembelian dengan pemasok mesin utama BOPP dari negara Jerman yang akan dibayarkan pada Juni 2019 ini. Sedangkan pembelian mesin pendukung dan pembangunan sarana produksi sedang dalam proses negosiasi.
“Fasilitas produksi BOPP yag baru diperkirakan akan mulai beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2021 mendatang,” pungkasnya.
Sekedar informasi, pada 28 Mei 2018 lalu pabrik perseroan yang berlokasi di Citereup, Bogor mengalami kebakaran. Hal tersebut menyebabkan perseroan mengalami penurunan penjualan di semester kedua tahun lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: