Penghitungan suara cepat (quick count) menempatkan paslon nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf di posisi unggul terhadap kompetitornya, Prabowo-Sandi. Bak terpuaskan dengan hasil tersebut, pelaku pasar ramai bermain di pasar keuangan Indonesia.
Bukan hanya IHSG yang panen apresiasi hingga sempat menyentuh level 6.600, melainkan juga rupiah yang terapresiasi 0,57% ke level Rp14.000 kala pembukaan pasar spot pagi tadi. Rupiah seperti terlahir dengan semangat baru karena meskipun hari ini adalah hari kejepit nasional (harpitnas), rupiah merajai mata uang dunia di empat benua lainnya.
Baca Juga: Rupiah Mulai Kekar, Usai Quick Count Jokowi Unggul
Hingga pukul 09.50 WIB, apresiasi rupiah terhadap mata uang benua Amerika, dolar AS, menjadi sebesar 0,53% ke level Rp14.010. Apresiasi yang tinggi juga diraih rupiah terhadap dua mata uang Eropa, yaitu euro (0,57%) dan poundsterling (0,54%). Begitu pun juga untuk mata uang benua Australia, rupiah terapresiasi 0,52% terhadap dolar Australia.
Asal tahu saja, dolar AS memang sedang berada dalam tekanan global. Terlebih lagi saat China merilis data perekonomian yang tumbuh di atas ekspektasi pasar sebesar 6,4% yoy.
Pertumbuhan ekonomi negara dengan ekonomi terbesar di Asia tersebut juga diikuti oleh pertumbuhan di berbagai sektor, di antaranya penjualan ritel tumbuh 8,7 yoy, investasi properti tumbuh 12% yoy, dan investasi aset tetap tumbuh 6,3% yoy.
Baca Juga: Investor Galau Pemilu, Rupiah Dilibas Dolar AS!
Dengan prestasi tersebut tak ayal membuat investor global berbondong-bondong mengalirkan arus modal ke aset-aset berisiko ke negara berkembang seperti Indonesia sehingga membuat rupiah menguat signifikan.
Jika mata uang sekelas dolar AS Cs saja mampu ditaklukkan rupiah, apalagi mata uang Asia. Rupiah kini memimpin sleuruh mata uang Asia dengan apresiasi tak kurang dari 0,40%. Apresiasi tertinggi diraih rupiah sebesar 1,04% dan 0,88% di hadapan won dan ringgit.
Setelah itu, rupiah terapresiasi terhadap baht (0,77%), yuan (0,76%), dolar Singapura (0,64%), dolar Taiwan (0,57%), dolar Hongkong (0,50%), dan yen (0,44%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: