Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Jadi Miliarder Termuda, Begini Kisah Sukses CEO GoPro

Sempat Jadi Miliarder Termuda, Begini Kisah Sukses CEO GoPro Kredit Foto: Fortune
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai CEO GoPro, Nicholas Woodman tak melewati kehidupan dengan mudah. Segala kesuksesan yang dipunyanya saat ini merupakan hasil jerih payahnya sendiri.

Nicholas Woodman adalah pengusaha yang fanatik dengan surfing dan memulai debutnya di Word Billionaires List. Woodman telah mengubah ide awal untuk menambatkan kamera ke pergelangan tangan seorang atlet menjadi fenomena senilai 2,25 miliar dolar.

Dilansir Forbes, lebih dari satu dekade sejak membuat perusahaan, Woodman sempat masuk sebagai miliarder termuda dari 1.426 orang dalam Billionaires List. Didorong akan ketakutan dan kegagalan untuk membuat sebuah produk, ia pun mengendalikan segalanya sendiri.

Baca Juga: Gils! Berawal dari Sales, Sara Kini Jadi Miliarder Ternama

Ia mengaku memiliki keberuntungan selama ini dan orang-orang di sekitar Woodman juga mengaitkan kesuksesannya dengan motivasi dari dirinya sendiri.

 

Mantan CEO Flextronics Michael Marks yang berinvestasi di GoPro juga mengatakan bahwa Woodman memiliki semangat yang luar biasa. Jika ia mengatakan ingin melakukan sesuatu maka ia akan segera melakukannya.

Sifatnya yang seperti itulah yang membuatnya maju dengan usaha yang ia miliki. Hal ini menjadi salah satu kunci yang mengubah titik kegagalan menjadi salah satu kisah sukses Silicon Valley.

Memasuki tahun terakhirnya di SMA, Woodman adalah remaja yang tumbuh di pinggiran Silicon Valley mewah di Artherton, California. Ia adalah anak yang penuh dengan semangat dan fokus pada berselancar.

Baca Juga: Kisah Sukses Si Buruh Pabrik 3,6 Miliar Dolar AS

Woodman memutuskan untuk kuliah di University of California, San Diego karena lokasi yang dekat dengan pantai. Ia terus berselancar sepulang kuliah yang akhirnya membawanya ke gagasan GoPro.

GoPro dimulai sebagai ide untuk kamera yang berada di pergelangan tangan peselancar. Dengan itu, memungkinkan Woodman untuk memotret dirinya dan teman-temanya saat berselancar.

Ia menguji ide tersebut dalam perjalana surfing selama lima bulan ke Australia dan Indonesia sebelum memutuskan membuat kamera, casing, dan talinya untuk dijual ke konsumen.

Di Silicon valley ia merayakan kegagalannya ke dalam CV sebagai contoh pengalaman kewirausahawan. Woodman telah menginternalisasi ketakutan terhadap kegagalan. Sebelum memulai GoPro, ia memilki dua startups.

Pertama, memiliki sebuah situs web bernama EmpowerAll.com, yang kedua mencoba menjual barang elektronik tanpa menaikkan harga US$2 dan setelah itu tutup karena gagal.

Woodman memulai Funbug pada 1999 sebagai platform game dan pemasaran yang memberikan kesempatan pada pengguna untuk memenangkan uang tunai. Dengan meningkatkan modal dari investor yang telah ia temui selama bertugas sebagai analis teknologi perusahaan swasta, ia memperoleh dana sebesar US$3,9 juta dari dot-com.

Baca Juga: Kisah David Steward, Anak Pemulung yang Jadi Orang Kaya di Dunia

Kemudian pada April 2001, perusahaan tersebut mengalami penurunan tidak memperoleh daya tarik dari pengguna. Dalam sejarah Valley akan selamamnya diabadikan di ‘f**ckedcompany.com’, yang kini sudah tidak berfungsi lagi.

Semenjak kegagalan itu Woodman kembali ke GoPro, ia menghabiskan 18 jam sehari di mejanya. Ia meluncurkan sebuah kamera film 35mm pada September 2004.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: