Free to play (F2P) mengacu pada model bisnis untuk game online, di mana desainer game tidak membebankan biaya kepada pengguna atau pemain untuk pemasukan dari iklan atau penjualan dalam game, seperti pembayaran untuk peningkatan, kemampuan khusus, barang khusus, dan paket ekspansi.
Mengutip dari Techopedia (24/5/2019), F2P berpusat pada kesediaan gamer untuk membeli barang atau membayar akses ke konten baru setelah mereka mencoba permainan dan menjadi terbiasa dengan mekaniknya.
Baca Juga: Gameloft Hadirkan Game Mobile untuk Penggemar Disney
Gagasan untuk membeli konten baru setelah bermain game, seperti akses ke area atau karakter atau level baru, memungkinkan desainer untuk membuat banyak game pada platform yang sama dan kemudian fokus pada pengembangan versi tersebut, sehingga menghasilkan pembelian dan pendapatan dalam game.
F2P sangat kontras dengan model utama yang mendahuluinya, yakni P2P pay to play. Dalam model ini, pemain membayar sekali permainan dimuka dan kemudian dapat mengakses semua konten permainan berdasarkan keterampilan mereka dan waktu yang mereka masukkan.
Baca Juga: Apa Itu Freemium?
Permainan F2P awal sering kualitasnya jauh lebih rendah daripada game P2P tradisional. Namun, game F2P dengan cepat tumbuh dalam kualitas karena pengembang mengakui kemampuan mereka untuk menghasilkan pendapatan.
Produser video game masih berupaya mengoptimalkan model F2P. Beberapa perusahaan game menawarkan versi gratis dan berbayar dari game yang sama, meskipun ada banyak game yang dibuat khusus untuk F2P juga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: