Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peringkat Utang PLN Naik Jadi BBB

Peringkat Utang PLN Naik Jadi BBB Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lembaga pemeringkat kredit Standard & Poor's (S&P) telah menaikkan peringkat PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menjadi BBB dari yang sebelumnya BBB- dengan outlook stabil.

Kenaikan rating ini merupakan yang kedua kali dilakukan oleh S&P bagi PLN dalam waktu kurang dari satu tahun setelah sebelumnya dinaikkan ratingnya menjadi BBB- pada bulan Agustus 2018.

Seperti yang dinyatakan dalam publikasi S&P pada 31 Mei 2019, rating PLN mengalami kenaikan di mana pihak S&P meyakini PLN secara berkesinambungan memiliki peran sangat strategis bagi Indonesia, dan PLN pasti akan senantiasa mendapatkan dukungan yang berkesinambungan dan luar biasa dari pemerintah Indonesia.

Plh. Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, Dwi Suryo Abdullah, menjelaskan kenaikan credit rating ini menggambarkan tingkat risiko investasi di PLN menurun, dan dengan demikian kepercayaan investor kepada PLN akan semakin meningkat.

"Sehingga hal ini akan semakin meningkatkan kepercayaan diri PLN dalam membangun infrastruktur ketenagalistrikan," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (2/6/2019).

Ia menyampaikan kenaikan rating ini juga akan turut berkontribusi bagi PLN dalam mendapatkan cost of fund yang kompetitif untuk mendanai proyek 35 GW, melistriki daerah 3 T (terdepan, terluar dan tertinggal), dan meningkatkan rasio elektrifikasi.

"Serta mendukung upaya memberikan tarif yang kompetitif bagi industri, bisnis dan masyarakat," sebutnya.

Selain itu, kenaikan peringkat ini sejalan dengan kenaikan rating pemerintah Indonesia dengan dasar bahwa S&P melihat adanya prospek pertumbuhan yang solid, dan berpendapat bahwa kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah di masa mendatang adalah kebijakan yang stabil, pruden, dan kondusif untuk pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: S&P Tingkatkan Peringkat Kredit Indonesia Jadi BBB, Ini Alasannya

Beberapa hari lalu, PLN baru saja merilis laporan keuangan dengan performa yang solid dalam periode tahun 2018. Perusahaan mencatatkan laba bersih tahun 2018 sebesar Rp11,6 triliun atau tumbuh 162% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya. Adapun laba bersih tahun sebelumnya hanya sebesar Rp4,42 triliun.

Peningkatan laba ini ditopang oleh beberapa faktor, salah satunya adalah peningkatan konsumsi listrik yang membuat penjualan mengalami kenaikan. Selain itu, juga ditunjang dengan efisiensi yang terus menerus dilakukan perusahaan, serta dukungan dari adanya kebijakan DMO batu bara dari pemerintah.

Seperti diketahui bahwa pada tahun 2018 Pemerintah memberikan dukungan kepada PLN dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1395.K/30/MEM/2018 sebagaimana diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1410.K/30/MEM/2018, yang menetapkan harga khusus batu bara bagi kebutuhan tenaga listrik dalam negeri sebesar US$70 per ton jika HBA berada di atas angka tersebut. Sementara itu, jika HBA berada di bawah US$70 per ton, maka PLN tetap membayar sesuai harga HBA tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: