Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Periode Kedua, Jokowi Ogah Didikte Partai

Periode Kedua, Jokowi Ogah Didikte Partai Presiden Joko Widodo (kanan kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan kiri) dan Kaesang Pangarep (kiri) saat menerima putra Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) dan istri Annisa Pohan (kanan) di Istana Merdeka , Jakarta, Rabu (5/6/19). Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla menggelar halalbihalal Idufitri 1 Syawal 1440 Hijriah di Istana Negara yang terbuka bagi masyarakat umum juga sebagai negara tamu. | Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai dalam periode kedua pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), capres petahana akan bertindak secara otonom dalam memilih menterinya.

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan Jokowi tidak hanya dibantu parpol dalam memenangkan Pilpres, melainkan juga dibantu banyak relawan.

"Untuk itu, dia tentu akan memilih menteri yang full power merealisasikan keinginannya, bukan menteri yang malah menjadi benalu pembangunan ke depan. Karena itu, Jokowi tak mungkin lagi didikte partai-partai pengusungnya," ujarnya kepada wartawan, Senin (10/6/2019).

Baca Juga: Anak SBY Sudah Kebelet Ingin Jadi Menteri?

Lanjutnya, ia mengatakan Jokowi tidak mau berjudi dalam memilih menteri-menterinya di periode kedua. Sambungnya, terlebih janjin politik saat kampanye cukup spesifik menyangkut pembangunan manusia terutama bidang ekonomi, serapan tenaga kerja, dan mengentaskan pengangguran.

Baca Juga: Pesan Jokowi di Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Apa Itu?

Lebih lanjut, ia pun memprediksi pembentukan kabinet baru nanti akan lebih dinamis. Bahkan, ia memprediksi Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet usai dirinya dilantik bulan Oktober.

"Kecuali ada menteri yang menjadi tersangka KPK sebelum Oktober, mungkin Jokowi akan cepat melakukan reshuffle. Tanpa kejadian itu tentu reshuffle hanya isapan jempol belaka karena sisa waktunya sangat tipis," jelasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: