Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga, Ditopang 3 Faktor Ini

KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga, Ditopang 3 Faktor Ini Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan, stabilitas sistem keuangan di triwulan II 2019 terjaga dengan baik. Hal ini ditopang oleh industri perbankan yang tetap sehat dan pasar keuangan domestik yang kondusif.

Kondisi tersebut, menurut KSSK, dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Pertama, menurunnya ketidakpastian pasar keuangan global yang dipicu respons sejumlah bank sentral di negara maju dan negara berkembang yang melonggarkan kebijakan moneter, termasuk bank sentral AS yang diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan moneter.

"Perkembangan tersebut mendorong aliran masuk modal asing ke negara berkembang, termasuk Indonesia," kata KSSK dalam siaran berita yang diterima, Selasa (30/7/2019).

Baca Juga: Aman, KSSK Sebut Sistem Keuangan Kuartal I-2019 Aman

Kedua, faktor imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik yang lebih menarik. Ketiga, membaiknya persepsi terhadap prospek ekonomi Indonesia, seiring peningkatan sovereign rating Indonesia oleh Standard and Poor’s (S&P). Kondisi tersebut turut memperkuat rupiah serta meningkatkan kinerja pasar obligasi negara dan pasar saham.

Kendati demikian, KSSK mencatat beberapa potensi risiko dari eksternal dan domestik yang harus diwaspadai. Dari eksternal, salah satunya, berlanjutnya ketegangan hubungan dagang AS–Tiongkok yang berpotensi melebar ke negara yang menjadi hub bagi ekspor Tiongkok ke AS.

"Faktor ini terus menekan volume perdagangan dunia serta memperlambat prospek pertumbuhan ekonomi global. Ekonomi global yang melemah pada gilirannya makin menekan harga komoditas, termasuk harga minyak," jelas KSSK.

Dari dalam negeri, KSSK melihat tantangan utama yang dihadapi adalah mempertahankan momentum pertumbuhan serta memperbaiki current account deficit (CAD) di tengah melemahnya perekonomian global.

Baca Juga: Menjawab Tantangan Inklusi Keuangan di Indonesia

KSSK melanjutkan bahwa momentum positif perekonomian domestik turut didukung oleh kinerja fiskal yang moderat. Hingga akhir Juni 2019, realisasi APBN secara umum masih menunjukkan kinerja yang positif, baik pada sisi pendapatan negara maupun belanja negara.

"Pemerintah juga terus berupaya untuk menjaga keberlanjutan fiskal pada 2019, dengan secara konsisten melakukan pengelolaan utang secara prudent dan produktif, antara lain dengan menjaga rasio utang pada batas yang aman, meningkatkan efisiensi pengelolaan utang, mendorong pemanfaatan utang untuk kegiatan yang produktif, serta menjaga keseimbangan pengelolaan utang," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: