Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei: Konsumen Lebih Suka Go-Jek Dibanding Grab

Survei: Konsumen Lebih Suka Go-Jek Dibanding Grab Survei: Konsumen Lebih Suka Go-Jek Dibanding Grab | Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi -

Komunitas Konsumen Indonesia merilis survei mengenai layanan transportasi darat perkotaan. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif melibatkan 625 responden di enam provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Barat, Bali dan Jawa Tengah dari Februari-April 2019.

Pemilihan lokasi survei yakni berdasarkan pertimbangan infrastruktur transportasi dan mobilitas perkotaan. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dan tingkat kepercayaan 96 persen.

Dalam survei, responden diminta menyebutkan moda transportasi utama yang paling sering digunakan. Hasilnya, ojek online lebih mendominasi dengan 91,7 persen. Kemudian disusul taksi online (40%), kereta commuter (33,4%) dan bus (25,1%).

"Namun isu keamanan dan keselamatan muncul sebagai faktor utama yang menentukan preferensi konsumen dalam memilih layanan aplikator mana yang akan digunakan," kata Ketua KKI, David Tobing, di Sudirman Jakarta, Selasa 30 Juli 2019.

Dua aplikator jasa transportasi online yakni Gojek dan Grab diketahui adalah yang paling melekat di konsumen. Dari hasil survei, Gojek terlihat menjadi yang paling banyak digunakan dengan 36 persen, sementara Grab 32 persen, dan yang memilih keduanya 32 persen.

Survei menunjukkan layanan Go-Ride dari Gojek dinilai lebih aman (56%), lebih dapat diandalkan (55%), lebih ramah (53%) serta lebih nyaman dan bersih dengan 53 persen.

Sementara Grab Bike diapresiasi dengan skor 44 persen untuk aspek keamanan, 45 persen di aspek kehandalan layanan, 47 persen di aspek keramahan, dan 47 persen di aspek kenyamanan dan kebersihan. Di satu sisi, Grab juga dianggap punya keunggulan pada aspek keterjangkauan tarif dengan 53 persen, unggul atas Gojek dengan 47 persen.

KKI juga mencatat soal risiko keamanan dan keselamatan seperti kecelakaan, kekerasan, pelecehan dan kehilangan. Jumlah penumpang yang mengalami kecelakaan pada Grab Bike disebut lebih tinggi dengan 8,8 persen ketimbang Go-Ride dengan 6,6 persen.

Sementara responden yang mengaku pernah mengalami kekerasan di Grab Bike tercatat lebih tinggi dengan 6,4 persen daripada yang dialami di Go Ride dengan 5,3 persen. Responden juga tercatat pernah mengalami pelecehan seksual dengan 3,5 persen di Grab Bike dan 3,2 persen di layanan Go-Ride.

"Maka berdasarkan pengalaman konsumen terkait risiko kecelakaan dan keselamatan yang dialami itu, mereka mengaku lebih sering menggunakan layanan Gojek karena memiliki risiko yang lebih rendah," ujar David. (ren)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: