Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sindir JK: Dua Kali Tidak Didukung Golkar, Saya Menang Pilpres

Sindir JK: Dua Kali Tidak Didukung Golkar, Saya Menang Pilpres Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri kegiatan Silaturahmi Golkar di Jakarta, Kamis (20/12/2018). | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan dirinya dua kali tidak didukung Partai Golkar tetapi bisa memenangkan pilpres sebagai wapres. JK mengatakan, justru saat didukung Golkar di pilpres dirinya kalah.

"Saya wapres pertama tanpa partai. Begitu ikut (pilpres) kedua kalinya untuk presiden, didukung Partai Golkar, kalah. Masuk lagi jadi wapres, tanpa partai lagi, menang lagi kan," kata JK saat menghadiri Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) V Kosgoro di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Rabu (31/7/2019) malam.

Baca Juga: JK Sentil Kader Golkar yang Mutung Keluar Bikin Partai Baru

Baca Juga: Bakal Calon Ketum Golkar: Airlangga vs Bamsoet, Siapa Paling Kaya Raya?

JK memaknai peristiwa tersebut sebagai pengalaman yang baik, bahwa kerja keras sebagai kandidat pemimpin ternyata bisa membawa kemenangan dalam pemilu. "Jadi itu pengalaman yang baik bahwa yang penting adalah upaya, kerja keras, kerja yang bermanfaat untuk semua orang," tambahnya.

Hal itu menunjukkan sistem demokrasi di Indonesia semakin baik, apalagi setelah pelaksanaan Pilpres pada April lalu yang membawa kondisi politik di masyarakat menjadi lebih baik. "Kita baru saja melalui kegiatan politik yang sangat penting pada Pemilu April yang lalu. Ada peristiwa-peristiwa yang memberikan kita upaya untuk memperbaiki, dan juga sekarang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya, dimana persatuan kita pada akhirnya dapat kita capai bersama," katanya.

Dengan dinamika politik dalam pemilu tersebut, JK menekankan bahwa di Indonesia demokrasi hanyalah alat untuk mencapai kemajuan bangsa bersama, meskipun dengan pilihan politik berbeda. Oleh karena itu, Wapres berharap seluruh partai dan organisasi politik di Indonesia, termasuk Kosgoro, dapat menjunjung tinggi demokrasi dalam menjalankan organisasi tersebut.

"Apabila suatu partai atau organisasi ingin mencapai tujuannya dengan cara demokratis, maka partai dan organisasi itu harus lebih dahulu demokratis dibanding untuk mencapai cara yang demokratis," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: