Ngeri! 44 Orang Berlumur Darah Akibat 'Tsunami' Water Park di China
Pengunjung sebuah taman bermain air, Shuiyun Water Park di China dikagetkan dengan sebuah gelombang pasang setinggi 10 kaki atau 3 meter yang menghantam secara tiba-tiba. "Tsunami" raksasa itu terbentuk akibat rusaknya mesin ombak buatan. Dilaporkan sebanyak 44 orang terluka dan berlumuran darah.
Momen mengerikan di kolam ombak Shuiyun Water Park ini terjadi pada 29 Juli. Dalam video rekaman yang diabadikan oleh pengunjung memperlihatkan para perenang tiba-tiba berhadapan dengan ombak tinggi yang dihasilkan oleh mesin pembuat ombak.
Para pengunjung menyebut bahwa gelombang pasang itu sebagai tsunami yang menyapu apapun yang ada di depannya.
Video itu merekam para pengunjung yang yang tengah berjalan menjauh dari kolam ombak demi menyelamatkan diri, karena mereka menyadari bahwa gelombang raksasa itu akan membanjiri penghalang kolam. Terdengar pula suara jeritan pengunjung yang menyaksikan gulungan ombak besar yang menghantam orang-orang.
Pengelola Shuiyun Water Park menyebut kejadian itu di luar kendali, karena kesalahan mekanis. Para pihak yang terluka juga belum disebutkan semua, tapi hanya sebagian.
"Itu disebabkan oleh kesalahan mekanis. Hanya sekitar 10 orang yang terluka," jelas pihak pengelola Shuiyun Water Park yang mengecilkan jumlah korban luka.
Dampak dari kejadian itu kolam wisata ditutup dan dilakukan perbaikan. Pihak berwajib di daerah setempat langsung melakukan penyelidikan dari kejadian itu.
"Kolam ombak ditutup sementara selama satu hari untuk perbaikan. Itu sudah diperbaiki dan akan dibuka esok hari," lanjut pengelola tersebut, seperti dikutip dari Mirror, Kamis (1/8/2019).
Para pejabat setempat menerangkan sedikitnya 44 orang terluka, dengan 3 orang lainnya dirawat di rumah sakit akibat patah tulang dan lecet serius.
Pihak berwenang telah menutup tempat wisata air tersebut, guna pemeriksaan lebih lanjut.
Belum ada penjelasan apakah para wisatawan yang terluka dapat kompensasi pengembalian tiket, yang biayanya sekitar 100 Yen China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: