Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Huawei Tuntut Ratusan Juta ke Mantan Mitra di Amerika, Kenapa?

Huawei Tuntut Ratusan Juta ke Mantan Mitra di Amerika, Kenapa? Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Jakarta -

Putusnya hubungan kemitraan antara Huawei dan mantan pemasoknya yang kini bernama Flex semakin memburuk. Raksasa telekomunikasi China itu dilaporkan meminta Flex untuk membayar kompensasi karena secara tidak sah menahan peralatan dan material produksinya selama lebih dari sebulan.

Flex yang berpusat di California memiliki dua pabrik di China. Pabriknya di Zhuhai yang hanya merakit produk-produk Huawei, seperti ponsel pintar dan stasiun pangkalan 5G, menghentikan produksi, menurut laporan media lokal Caixin. Bahkan, Flex memecat lebih dari 10 ribu orang di pabrik-pabrik Chinanya.

Baca Juga: Jejak Bos Huawei: Modal Rp8,2 Juta Hingga Jadi Perusahaan Terbesar di Dunia

"Surat yang dikirim oleh pengacara Huawei ke Flex menuntut jumlah denda dalam ratusan juta yuan China (100 yuan kira-kira setara US$14 juta). Itu karena kerugian yang muncul akibat hilangnya pendapatan, bahan-bahan yang terbuang, dan penggantian peralatan," kata narasumber yang tak mau disebutkan namanya kepada Reuters dan media lokal China Yicai, dikutip dari KrAsia (7/8/2019).

Seorang eksekutif Flex yang tak disebutkan namanya mengatakan, perusahaan tak mengembalikan peralatan dan bahan produksi Huawei karena operator telekomunikasi itu masih berutang sekitar 100 juta yuan yang jatuh tempo.

"Bagaimana mungkin perusahaan kami begitu bodoh untuk secara ilegal menahan peralatan dan bahan dari klien kami," kata sang eksekutif, dilansir dari Yicai.

Flex berhenti bermitra dengan Huawei pada pertengahan Mei karena perusahaan telekomunikasi itu masuk ke daftar hitam pemerintah Amerika Serikat (AS) yang melarang pemasok AS untuk berbisnis dengan Huawei.

Baca Juga: Huawei: Bisnis dan Politik Itu Berbeda

Perusahaan China itu memutuskan kontrak dengan Flex karena mitranya itu menolak mengembalikan sekitar 700 juta yuan China untuk peralatan dan bahan-bahan produksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: