Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Astronom Temukan Lubang Hitam Berukuran 40 Miliar Kali Matahari

Astronom Temukan Lubang Hitam Berukuran 40 Miliar Kali Matahari Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warta Ekonomi -

Astronom menemukan lubang hitam dengan ukuran 40 miliar kali massa Matahari. Lubang hitam itu berada di pusat galaksi yang disebut Holmberg 15A, galaksi elips dengan jarak sekitar 700 juta tahun cahaya. Pada gilirannya lubang hitam ini berkedudukan di pusat gugus galaksi Abell 85.

Objek tersebut adalah salah satu lubang hitam terbesar yang pernah ditemukan, dan terbesar ditemukan dengan melacak pergerakan bintang-bintang di sekitarnya. Penelitian baru ini menandai pengukuran langsung pertama. Makalah telah diserahkan ke The Astrophysical Journal, dan sedang menunggu peninjauan.

Dilansir di Science Alert, perhitungan sebelumnya berdasarkan dinamika galaksi dan kluster telah menghasilkan estimasi massa lubang hitam Holm 15A  yang berukuran hingga 310 miliar kali massa Matahari. Namun, perkiraan ini adalah pengukuran tidak langsung dari lubang hitam.

"Kami menggunakan model Schwarzschild axisymmetric berbasis orbit untuk menganalisis kinematika bintang Holm 15A dari resolusi baru, pengamatan spektral bidang lebar yang diperoleh dengan MUSE di VLT. Kami menemukan lubang hitam supermasif (SMBH) dengan massa 40 miliar kali matahari di pusat Holm 15A," tulis para peneliti dalam makalah mereka.

Temuan itu bukan lubang hitam paling masif yang pernah dideteksi. Lubang hitam terebesar adalah quasar TON 618, yang tampaknya memiliki lubang hitam dengan kecepatan 66 miliar kali massa Matahari.

Pada 40 miliar massa matahari, horizon peristiwa lubang hitam (juga dikenal sebagai jari-jari Schwarzschild) akan sangat besar, menelan orbit semua planet di Tata Surya. Para peneliti bermaksud untuk terus melakukan pemodelan yang lebih kompleks untuk mencoba mencari tahu bagaimana tepatnya lubang hitam terbentuk.

"SMBH dari Holm 15A bukan hanya yang paling masif hingga saat ini, itu juga empat hingga sembilan kali lebih besar dari yang diharapkan," tulis para peneliti.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: