Bank Indonesia (BI) siap mendorong sektor manufaktur guna menggenjot ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan, sehingga Indonesia dapat terlepas dari middle income trap dan kemudian bertransformasi menjadi negara maju berpendapatan tinggi (high income country).
Demikian disampaikan Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, dalam Seminar internasional yang diselenggarakan bersama oleh Bank Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Perindustrian dengan tema “Structural Transformation through Manufacturing Sector Development for High and Sustainable Economic Growth” di Jakarta, Senin (12/8/2019).
"Pertumbuhan sektor manufaktur tidak hanya berperan sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi, namun juga memainkan peran penting untuk meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," paparnya.
Baca Juga: Lebaran Haji 2019, BI Sebar 2604 Hewan Kurban
Sebagai narasumber, Profesor Sir Mike Gregory dari University of Cambridge, menyampaikan bahwa pengembangan manufaktur perlu dilakukan secara terintegrasi dengan pendekatan end-to-end, dan Indonesia memiliki kesempatan untuk melakukan itu.
Selanjutnya, Doddy Rahadi dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menekankan strategi “Making Indonesia 4.0” dengan meningkatan produktivitas dan daya saing pada 5 (lima) industri prioritas, yakni industri makanan dan minuman, industri otomotif, industri elektronik, industri kimia, serta industri tekstil dan produk tekstil.
"Perlunya sinergi dan sinkronisasi antar pemangku kebijakan dalam menyusun strategi kebijakan penguatan industri manufaktur melalui picking the winner sektor prioritas, perbaikan iklim investasi, pembangunan infrastruktur dan konektivitas, serta perbaikan SDM," Raden Edi Prio Pambudi dari Kemenko Perekonomian yang juga menjadi narasumber seminar.
Baca Juga: Dukung Industri Manufaktur, Mobil Lubricants Luncurkan Mobil DTE™ 20 Ultra Series
Sementara itu, Rofyanto Kurniawan dari Badan Kebijakan Fiskal - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyampaikan bahwa Pemerintah akan secara konsisten mendukung peningkatan ekspor, investasi, dan daya saing industri melalui pemberian insentif fiskal dan skema inisiatif pajak, antara lain bagi industri yang mendukung pendidikan vokasi serta penelitian dan pengembangan.
Adapun seminar internasional ini merupakan rangkaian awal kegiatan Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia (Rakorpusda) yang akan diselenggarakan pada awal September 2019.
Penyelenggaraan seminar internasional ini menekankan pada 2 (dua) tujuan utama. Pertama, untuk meningkatkan sinergi di antara para pemangku kebijakan, pelaku sektor manufaktur, dan publik tentang penguatan peran sektor manufaktur untuk mendukung transformasi struktur ekonomi.
Kedua, membahas peta jalan strategi pengembangan industri manufaktur Indonesia secara bertahap dan terintegrasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan, dengan mengacu pada praktik-praktik terbaik dari negara lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: