Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Permintaan Miliarder Hong Kong Terkait Protes Masif yang Terjadi

Ini Permintaan Miliarder Hong Kong Terkait Protes Masif yang Terjadi Massa pro-demokrasi Hong Kong memberikan pamlfet kepada penumpang di bandara. | Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Protes masif di Hong Kong masih terjadi. Akibatnya, harta kekayaan miliarder juga menjadi korban. Untuk itu, miliarder Hong Kong akhirnya angkat suara menolak protes besar-besaran di negerinya tersebut.

Miliarder Peter Woo Kwong-ching mengatakan tindakan anarkis yang terjadi di sana mirip tindakan terorisme.

Baca Juga: Sebut Aksi Hong Kong Sebagai Kerusuhan, Trump: Ini Situasi yang Sangat Sulit

Melansir dari South China Morning Post, Woo mengatakan, "Tindak kekerasan yang melanggar hukum dan intimidasi terhadap masyarakat sipil demi mengejar tujuan politik, beberapa orang bilang itu adalah definisi terorisme di Kamus Bahasa Inggris Oxford. Saya meminta kepada setiap kelompok: baik yang merah, kuning, biru, putih atau hitam, tolong jangan menggunakan kekerasan."

Para taipan properti di Hong Kong mulai dari CK Hutchison, Henderson Land Development, Sun Hung Kai Properties, dan New World Development, juga menyiarkan petisi agar masyarakat menyetop semua protes ilegal. CK Hutchison sendiri adalah perusahaan milik miliarder terkaya Hong Kong, Li Ka-shing.

Baca Juga: Selamat Tinggal! Orang Kaya di Hong Kong Kehilangan Status Miliarder

Miliarder properti buka suara karena mal-mal di sana sedang dilemma, antara memilih melarang polisi masuk ke mal untuk meringkus pendemo atau membiarkan mereka masuk.

Mal milik miliarder Peter Woo kena damprat media pemerintah China karena "melindungi" pendemo. Sebaliknya, jika pengelola mal membiarkan polisi masuk mal, maka pihak pendemo akan murka.

Peter Woo berkata demo mestinya sudah berakhir karena tuntutan membatalkan RUU Ekstradisi sudah berhasil. Namun, kini pendemo ingin Pemimpin Eksekutif Carrie Lam mundur sebagai satu dari lima tuntutan mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: