Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sudah 1 Bulan Lebih, Kok Penanganan Tumpahan Minyak Pertamina Belum Beres?

Sudah 1 Bulan Lebih, Kok Penanganan Tumpahan Minyak Pertamina Belum Beres? Kredit Foto: Pertamina
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penanganan tumpahan minyak Pertamina di Pesisir Pantai Karawang, Bekasi, dan Kepulauan Seribu nyatanya belum juga beres. Padahal sudah sebulan lebih sepekan sejak peristiwa itu terjadi pada 12 Juli lalu.

Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) selaku pengelola mengklaim masih berupaya meminimalisasi tumpahan minyak di tiga wilayah tersebut.

Menurut perusahaan, penanganan tersebut butuh upaya ekstra. Pasalnya kecepatan penanganan di sumber tumpahan minyak, tidak serta merta menghentikan laju penyebaran tumpahan minyak ke pantai. Tim oil combat di darat pun harus bergerak cepat.

"Kami menerapkan strategi berlapis. Di offshore, dijalankan pengoperasian penampung fluida berupa rubber boat di bawah Anjungan YYA. Lalu, bila ada tumpahan minyak yang tidak tertampung di rubber boat, akan ditampung static oil boom lapis pertama dan lapis kedua. Setelahnya, ada movable oil boom yang akan mengejar minyak yang lolos," jelas  VP Relations PHE, Ifki Sukarya.

Baca Juga: Ingin Beri Kompensasi, PHE Lakukan Pendataan Warga Terdampak Minyak Tumpah

Ifki menambahkan, tumpahan minyak yang tidak tertangkap di laut, dihalau oil boom yang dipasang di delapan titik di sepanjang garis pantai, yaitu Desa Cemara Jaya, Desa Sedari, Desa Tambak Sari, Desa Tanjung Pakis, Desa Pantai Bakti, Desa Sungai Buntu, Desa Sukajaya, dan Kepulauan Seribu.

"Sebelumnya kami telah memasang oil boom sepanjang 3.000 meter, kemudian jadi 4.000an meter, kini kami tambah jadi 5.865 meter," pungkas Ifki.

Dalam menangani wilayah pesisir pantai, Oil Spill Combact Team (OSCT) PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI dan Polri serta masyarakat pesisir. Total personel yang terlibat dalam pembersihan tumpahan minyak, baik di darat maupun di laut per 19 Agustus 2019, sebanyak 1.970 personel.

Pemantauan penanganan oil spill di sekitar anjungan YYA dan wilayah terdampak pun diakui perusahaan terus berlanjut dengan patroli udara dan laut dalam radius 50–100 km, menggunakan Helicopter milik Pelita Air Service. Sementara patroli perairan menggunakan Kapal Patroli Ditpolair Baharkam Polri di Perairan Karawang.

Baca Juga: Pertamina Isolasi Penuh Tumpahan Minyak di Sekitar Anjungan

Sedangkan untuk pelayanan masyarakat, PHE ONWJ membuka sembilan Posko Pelayanan Kesehatan, yaitu di daerah Ciwaru, Pusaka Jaya Utara, Sedari, Tambaksari, Batu Jaya, Tanjung Pakis, Cemara Jaya, Pasir Putih, dan Kepulauan Seribu. Di posko ini disiagakan enam dokter, 39 paramedis, dan lima ambulans.

"Kami berterima kasih pada seluruh stakeholder dan masyarakat sekitar yang turut berpartisipasi membantu kami untuk penanganan tumpahan minyak ini," imbuh Ifki.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: