Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendag Dorong Kerja Sama Perdagangan dengan Djibouti, Zanzibar, Somalia, dan Uganda

Mendag Dorong Kerja Sama Perdagangan dengan Djibouti, Zanzibar, Somalia, dan Uganda Kredit Foto: Kementerian Perdagangan
Warta Ekonomi, Nusa Dua -

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menegaskan akan terus berupaya membuka akses pasar produk-produk Indonesia ke pasar non-tradisional, khususnya di kawasan Afrika. Hal itu disampaikan oleh Mendag setelah melakukan pertemuan bilateral dengan 4 Menteri dari kawasan Afrika yang hadir pada saat Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Nusa Dua, Bali, Selasa (20/8/2019).

Keempat Menteri tersebut adalah Menteri Industri, Perdagangan, dan Investasi Wilayah Otonomi Khusus Zanzibar, Tanzania, Amina Saloum Ali; Menteri Perdagangan Djibouti, Hassan Houmed; Menteri Pekerjaan Umum, Rekonstruksi, dan Perumahan Somalia, Abdi Adam Hoosow; dan Second Deputy Prime Minister dan Menteri untuk Komunitas Afrika Timur Uganda, A. M. Kirunda Kivejinja.

"Dalam pertemuan hari ini, Indonesia dan Zanzibar sepakat untuk melakukan kajian guna mengidentifikasi potensi serta peluang dan tantangan perdagangan dan investasi dua-arah. Zanzibar ingin impor tekstil dan beras dari Indonesia dan mengundang Indonesia untuk membangun sektor pariwisata. Sedangkan dengan Djibouti disepakati untuk memulai proses joint feasibility study yang akan menjadi dasar penentuan bentuk kerja sama, apakah PTA, FTA atau CEPA," ujar Mendag.

Baca Juga: Kemendagri Dorong Penegakan Hukum Bagi Kepala Daerah dan ASN Melakukan Tipikor

Total perdagangan Indonesia-Tanzania tahun 2018 mencapai US$334,70 juta. Jumlah ini terdiri atas ekspor Indonesia ke Tanzania sebesar US$263,20 juta dan impor US$71,50 juta. Produk ekspor utama Indonesia ke Tanzania antara lain kelapa sawit, pakaian wanita, kertas dan karton, serta mesin pengolahan mineral. Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Tanzania antara lain cengkeh, kapas, tembakau yang belum diolah, serta tembaga murni dan paduan.

Sementara itu, total perdagangan Indonesia dengan Djibouti tahun 2018 mencapai US$211,46 juta. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia tercatat sebesar US$211,45 juta dan impor US$4 ribu.

"Total perdagangan ini masih jauh dari yang diharapkan sehingga masih terbuka peluang yang sangat besar untuk meningkatkan perdagangan kedua negara. Djibouti memerlukan berbagai produk untuk pembangunan infrastruktur," jelas Mendag.

Baca Juga: Upaya Kemendag Tingkatkan Konsumsi Domestik dan Kemajuan UMKM

Produk utama yang diekspor Indonesia ke Djibouti antara lain sabun, minyak kelapa sawit, kertas dan karton, buku tulis, serta margarin. Sedangkan produk-produk yang diimpor Indonesia dari Djibouti antara lain pakaian bayi dan aksesori. Penjajakan kerja sama dengan Djibouti ini penting mengingat Djibouti merupakan salah satu anggota Common Market for Eastern and Southern Africa (COMESA). COMESA beranggotakan 21 negara di kawasan timur dan selatan Afrika.

Pada pertemuan dengan Somalia, Mendag mengungkapkan Somalia perlu mitra untuk membangun perumahan karena baru saja pulih dari perang saudara yang diikuti dengan kembalinya diaspora Somalia yang memerlukan tempat tinggal baru. Selain itu, kedua negara sepakat mendorong kerja sama B-to-B, termasuk forum bisnis, serta penjajakan kesepakatan dagang (business matching). Diinformasikan bahwa Somalia telah memiliki 15 kantor perwakilan dagang atau agen pembelian di Indonesia.

"Somalia akan menjadi pintu masuk ke Ethiopia dan Kenya bagi produk Indonesia. Untuk meningkatkan perdagangan kedua negara, Indonesia dan Somalia sepakat mencari solusi permasalahan pembayaran transaksi perdagangan, termasuk mendorong kerja sama perbankan dan kemungkinan dilakukannya imbal dagang. Saat ini total perdagangan kedua negara tercatat USD 68,1 juta yang didominasi ekspor Indonesia," ungkap Mendag.

Sedangkan, Uganda mengundang Indonesia untuk melakukan investasi di sektor sepatu kulit dan mengundang bank syariah Indonesia untuk membuka cabang dan beroperasi di Uganda.

"Melalui pertemuan bilateral ini, Indonesia meminta dukungan Uganda agar pembahasan PTA Indonesia-EAC dapat segera dimulai," lanjut Mendag.

Menurut Mendag, upaya pembukaan pasar melalui perjanjian perdagangan internasional juga dapat mendorong perkembangan dunia usaha Indonesia menjadi lebih maju. Dengan adanya upaya penjajakan kerja sama, dunia usaha dapat terstimulus untuk mempersiapkan diri sebelum perjanjian dapat diimplementasikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: